January 02, 2025

Tarakan: Sejarah, Peristiwa, dan Perkembangan Kota di Kalimantan Utara

Kota Tarakan, yang terletak di provinsi Kalimantan Utara, Indonesia, merupakan kota terbesar di wilayah tersebut. Pada pertengahan tahun 2023, jumlah penduduknya mencapai 246.734 jiwa. Dikenal juga sebagai Bumi Paguntaka, Tarakan berada di sebuah pulau kecil. Kota ini memiliki semboyan "Tarakan Kota BAIS" yang berarti Bersih, Aman, Indah, Sehat, dan Sejahtera.

Sejarah Kota Tarakan

Situs sejarah di sekitar Bandara Juwata menyaksikan penyerbuan Jepang untuk menguasai cadangan minyak Tarakan, yang menjadikannya dijuluki "Pearl Harbor Indonesia." Pendudukan Jepang selama Perang Dunia II meninggalkan banyak peninggalan bersejarah, sebagian tersimpan di Museum Sejarah Tarakan.

Tarakan merupakan tempat pertama pendaratan tentara Jepang di Indonesia pada 1942, dengan produksi minyak mencapai 359.000 barel untuk logistik armada perang Jepang. Nama Tarakan berasal dari bahasa Tidung: "Tarak" (bertemu) dan "Ngakan" (makan), yang berarti tempat bagi nelayan beristirahat, bertemu, dan barter hasil tangkapan, serta merupakan titik pertemuan arus Sungai Kayan, Sesayap, dan Malinau.

Berikut penjelasan zaman sejarah Kota Tarakan:

Era Kerajaan Tidung

Kerajaan Tidung, atau Kerajaan Tarakan (Kalkan/Kalka), menguasai Suku Tidung di Kalimantan Utara, berpusat di Pulau Tarakan hingga Salimbatu. Selain Kerajaan Tidung, ada juga Kesultanan Bulungan di Tanjung Palas. Berdasarkan sejarah, Kerajaan Tidung Kuno berdiri di pesisir timur Tarakan, Dusun Binalatung, sekitar 1076-1156, lalu berpindah ke Tanjung Batu (1156-1216), Sungai Bidang (1216-1394), dan akhirnya ke Pimping dan Tanah Kuning (1394-1557) di bawah pengaruh Kesultanan Sulu.

Riwayat tertua menyebutkan Kerajaan Menjelutung di Sungai Sesayap dengan raja terakhir Benayuk. Kerajaan ini runtuh akibat badai dahsyat yang disebut "Gasab." Masa pemerintahan Benayuk diperkirakan berlangsung sekitar 35 musim, yang setara dengan awal abad XI. Suku Tidung kini terbagi menjadi empat dialek: Tidung Malinau, Sembakung, Sesayap, dan Tarakan.

Setelah runtuhnya Kerajaan Menjelutung, keturunan Benayuk, seperti Kayam, mendirikan pemukiman baru di Linuang Kayam, yang menjadi cikal bakal raja-raja di Pulau Mandul, Sembakung, dan Lumbis.

Daftar Raja Kerajaan Tidung:

  1. Benayuk (Menjelutung) – 35 musim.
  2. Yamus (Si Amus) – 44 musim.
  3. Ibugang (Aki Bugang).
  4. Itara – 29 musim.
  5. Ikurung – 25 musim.
  6. Ikarang – 35 musim (Tanjung Batu).
  7. Datoe Mancang – 49 musim.
  8. Datoe Adil – 1896-1916.

Era Dinasti Tengara (1557-1916)

Dinasti Tengara dimulai pada 1557, dipimpin oleh Amiril Rasyd (Datoe Radja Laoet), dan berakhir pada Datoe Adil (1916), berpusat di Pamusian, Tarakan Tengah.

Era Hindia Belanda

Pada 1896, perusahaan perminyakan Belanda BPM menemukan minyak di Tarakan. Pada 1923, Pemerintah Hindia Belanda menempatkan Asisten Residen untuk mengelola wilayah Tarakan dan sekitarnya. Setelah kemerdekaan, status Tarakan diubah menjadi kecamatan pada 1963.

Era Pendudukan Jepang

Jepang menguasai Tarakan sejak Januari 1942, dengan fokus pada eksploitasi minyak. Garnisun Jepang berjumlah 2.200 personel, dan ladang minyak menjadi target strategis. Setelah serangan Sekutu pada 1944, produksi minyak terhenti, dan garnisun Jepang berkurang pada awal 1945, dengan beberapa batalion hancur di Balikpapan.

Wilayah Swapraja Bulungan Tahun 1950

Kesultanan Bulungan bergabung dengan Indonesia melalui Konvensi Malinau pada 7 Agustus 1949. Setelah pengakuan kemerdekaan Indonesia, Bulungan menjadi Wilayah Swapraja Bulungan pada tahun 1950, setingkat kabupaten pada 1955. Sultan Jalaluddin meninggal pada 1958, dan kesultanan dihapuskan secara sepihak pada 1964 karena tuduhan makar dalam peristiwa Tragedi Bultiken, menjadikannya kabupaten di Kalimantan Timur.

Pembentukan Daerah Otonomi Baru Tahun 2000

Kabupaten Bulungan dimekarkan menjadi Kabupaten Nunukan, Malinau, Tana Tidung, dan Kota Tarakan. Wacana pembentukan Provinsi Kalimantan Utara muncul karena ketertinggalan dalam pembangunan. Provinsi Kalimantan Utara resmi terbentuk dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2012 pada 16 November 2012.

Peresmian Daerah Otonomi Baru Tahun 2013

Rancangan Undang-Undang Kalimantan Utara disetujui DPR pada 25 Oktober 2012. Provinsi Kalimantan Utara resmi menjadi provinsi ke-34 pada 22 April 2013, dengan Irianto Lambrie sebagai Penjabat Gubernur. Kaltara terdiri dari Kota Tarakan, Kabupaten Bulungan, Malinau, Nunukan, dan Tana Tidung, dengan ibukota Tanjung Selor.

Pemilihan Pimpinan Daerah Tahun 2015

Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur pertama Kalimantan Utara diadakan pada Desember 2015, dengan H. Irianto Lambrie dan H. Udin Hianggio sebagai terpilih.

Pilkada Serentak Tahun 2020

Kalimantan Utara menggelar pemilihan kepala daerah pada 9 Desember 2021, dengan Teguh Setyabudi sebagai Pejabat Sementara Gubernur mulai 25 September 2021.

Gubernur dan Wakil Gubernur Periode 2021-2024

Berdasarkan penetapan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Kalimantan Utara pada 22 Januari 2021, Zainal A. Paliwang dan Yansen TP terpilih sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltara. Mereka dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara pada 15 Februari 2021, dan resmi menjabat untuk periode 2021-2024.

Itulah informasi seputar Sejarah, Peristiwa, dan Perkembangan Kota Tarakan di Kalimantan Utara. Apakah Anda semakin tertarik berkunjung ke Kalimantan Utara? Ayo luangkan waktu liburan Anda untuk mengunjungi Kalimantan Utara.

Disamping itu, jika Anda sedang berada di Kalimantan Utara, jangan lupa untuk berkunjung ke Asuransi Sinar Cabang Tarakan. Yuk kunjungi Asuransi Sinar Mas Cabang Tarakan pada halaman berikut:

Asuransi Sinar Mas Kantor Pemasaran Tarakan

Sumber:

  1. https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Tarakan.
  2. https://news.okezone.com/read/2021/11/27/340/
    2508413/jejak-sejarah-perang-dunia-ii-di-tarakan-kota-yang-ditarget-penjajah?page=all.
  3. https://kaltaraprov.go.id/profil/sejarah.