June 03, 2025

Keberagaman Tarian Tradisional di Sulawesi Tenggara: Menyelami Budaya Melalui Gerakan

Indonesia memiliki beragam kebudayaan, termasuk tarian tradisional yang unik di setiap provinsi. Sulawesi Tenggara, selain dikenal akan sumber daya alamnya, juga kaya akan budaya, terutama dalam bentuk tarian.

Tarian yang paling terkenal di Sulawesi Tenggara adalah Tarian Lulo, di mana puluhan penari bergandengan dan melakukan gerakan kaki khas, sering viral di TikTok.

Tarian di Sulawesi Tenggara mencerminkan kehidupan masyarakat, seperti peresmian lahan pertanian, penyambutan tamu, dan tari perang. Provinsi ini dihuni berbagai suku, termasuk Muna, Tolaki, Buton, Moronene, dan Wolio. Berikut adalah beberapa tarian Sulawesi Tenggara.

1. Tari Umoara

Tari Umoara dari Sulawesi Tenggara berarti "mencoba" dan mencerminkan ketangkasan dalam memainkan parang. Dulu, tarian ini mengiringi prajurit kerajaan Mekongga dan Konawe berangkat dan pulang dari perang. Sekarang, dipentaskan untuk menyambut tamu. Penari mengenakan kostum prajurit dan melompat sambil menggenggam parang dan perisai, diiringi musik gong.

2. Tarian Balumpa

Tari Balumpa berasal dari Wakatobi, Sulawesi Tenggara, menggambarkan gadis-gadis yang berdendang gembira untuk menyambut tamu terhormat. Penari, enam hingga delapan wanita, mengenakan kostum adat dan bergerak anggun. Tarian ini diiringi musik gambus dan vokal ceria, serta berfungsi untuk melestarikan budaya dan menarik perhatian generasi muda.

3. Tarian Mangaru

Tarian Mangaru adalah tarian tradisional masyarakat Buton yang menggunakan keris dimainkan dengan kedua tangan. Tarian ini dibawakan oleh dua pria yang memiliki fisik dan batin yang kuat, mengenakan pakaian tradisional Wolio lengkap dengan kopiah, dan diiringi musik gendang.

4. Tarian Lariangi

Tari Lariangi berasal dari Kepulauan Wakatobi dan berarti "menghias." Tarian ini, yang ada sejak 1634, awalnya dipentaskan di istana untuk memberi informasi. Mirip dengan Tarian Tayub di Jawa, penari perempuan memberikan selendang kepada tamu pria yang wajib menari bersama, dengan gerakan dimulai dan diakhiri seruan "le...le...".

5. Tari Kalegoa

Tari Kalegoa melambangkan suka duka gadis pingitan di Buton, menggambarkan tradisi adat Posuo. Dalam pingitan, mereka menerima nasihat dari orang tua untuk mempersiapkan diri sebagai gadis dewasa dan matang dalam berumah tangga.

Tarian ini diciptakan oleh La Ode Umuri Bolu dan pernah dipentaskan pada acara resepsi kenegaraan di Istana Negara pada 17 Agustus 1972.

6. Tari Mondinggu

Tari Mondinggu adalah tarian tradisional dari Sulawesi Tenggara yang berasal dari Suku Tolaki. Tarian ini menggambarkan suasana dan aktivitas masyarakat saat panen padi. Biasanya ditampilkan oleh penari pria dan wanita yang mengenakan pakaian petani tradisional.

Tari Mondinggu sangat dikenal di masyarakat Tolaki dan sering dipentaskan pada berbagai acara, seperti pesta panen raya, penyambutan tamu, perayaan hari besar, dan festival budaya.

7. Tari Mesambakai

Tari Mesambakai adalah tarian adat dari Mekongga, Sulawesi Tenggara, dibawakan oleh sembilan penari dalam upacara syukuran kelahiran anak pertama. Tradisi ini dimulai pada abad ke-16, ketika Raja Sangia Lamba-Lambasa menggelar upacara untuk anaknya yang lemah. Gerakan dinamis dalam tarian ini dipercaya dapat mengusir roh jahat.

8. Tari Lulo Sangia

Sebelum prosesi adat Mosehe Wonua, masyarakat menampilkan Tari Lulo Sangia. Tarian ini, diperagakan oleh tujuh hingga sembilan perempuan, diiringi musik gong dan memiliki makna simbolik. Muncul pada abad ke-16, tarian ini sebagai ungkapan syukur untuk kesehatan raja yang sakit parah, merayakannya selama tujuh hari berturut-turut.

9. Tarian Mondotambe

Mondotambe adalah tarian penyambutan yang ditampilkan oleh gadis remaja dalam acara masyarakat Mekongga, sebagai simbol penerimaan tamu dengan tulus dan gembira. Tarian ini melibatkan 2 laki-laki dan 6-12 perempuan, dengan penari laki-laki menari Tarian Umoara. Terdapat 13 gerakan yang diakhiri dengan tabur beras, yang dalam bahasa daerah disebut Mombekaliako O'woha. Tarian ini berasal dari Tari Umoara, yang dahulu dipersembahkan untuk menyambut raja atau prajurit pulang dari perang. Sekarang, Mondotambe telah diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh kementerian terkait.

10. Tari Galangi

Tari Galangi, berasal dari Kepulauan Buton Raya, adalah tarian perang Kesultanan Buton yang menggambarkan pertempuran menggunakan gala. Dalam keadaan damai, tarian ini melambangkan kebesaran dan kemuliaan Sultan saat menyambut tamu. Terdiri dari 11 kelompok, masing-masing beranggotakan 7 orang, tari ini memiliki busana khas, seperti Pakaian Sala Kaitela dan properti seperti gala (tombak) dan tamburu (genderang).

11. Tarian Cungka

Tarian Cungka, yang telah ada sejak sebelum datangnya agama di Desa Wabula, merupakan tarian berpasang-pasangan menggunakan selendang. Dimulai dengan lagu tradisional Waitoni, tarian ini diiringi alat musik tradisional dan ditutup dengan penampilan kedua pengantin. Tarian ini melambangkan perjalanan manusia dalam kandungan, dan harus ditarikan oleh pengantin karena maknanya yang dalam.

12. Tarian Lumense

Tarian Lumense berasal dari Tokotu'a, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, yang berarti "terbang tinggi." Tarian ini melibatkan 10 penari (5 pria dan 5 wanita) berusia di atas 20 tahun, dengan iringan musik gendang dan gong. Para penari mengenakan pakaian adat, dan tari ini dulunya merupakan bagian dari Ritual Pe-olia untuk menyembah roh halus, diakhiri dengan penebasan pohon pisang.

13. Tari Lulo

Tari Lulo, tradisional masyarakat Kendari, awalnya merupakan ritual untuk memuja Dewi Padi setelah panen. Kini, tari ini menjadi hiburan dalam berbagai acara sosial. "Lulo" berarti menginjak onggokan padi, mencerminkan ekspresi budaya berbasis pertanian. Tarian ini berkembang dari kebiasaan masyarakat Tolaki kuno yang melakukan "Molulowi opae" saat panen.

14. Tari Malulo

Tari Malulo dari suku Tolaki, Kabupaten Konawe, merupakan tarian persahabatan yang ditampilkan dalam acara adat seperti pesta panen dan pernikahan. Gerakannya melibatkan saling berpegangan tangan dalam lingkaran, mencerminkan nilai persahabatan dan persatuan. Penari mengenakan busana tradisional seperti Babu Ngawi untuk wanita dan Babu Kandiu untuk pria, diiringi musik kendang dan gong.

15. Tari Dinggu

Tari Dinggu adalah tarian rakyat yang menggambarkan semangat petani saat panen, sebagai ungkapan syukur kepada Dewi Pagi. Gerakan tari ini meliputi menumbuk lesung dan alu secara kompak, diakhiri dengan gerakan Lulo, di mana penari laki-laki dan perempuan berpegangan tangan dalam formasi lingkaran.

Itulah informasi mengenai Keberagaman Tarian Tradisional di Sulawesi Tenggara. Apakah Anda semakin tertarik berkunjung ke Sulawesi Tenggara? Ayo luangkan waktu liburan Anda untuk mengunjungi Sulawesi Tenggara.

Disamping itu, jika Anda sedang berada di Sulawesi Tenggara, jangan lupa untuk berkunjung ke Asuransi Sinar Cabang Kendari. Yuk kunjungi Asuransi Sinar Mas Cabang Kendari pada halaman berikut:

1. Asuransi Sinar Mas Cabang Kendari

2. Asuransi Sinar Mas Marketing Poin Kolaka

Perkuat rasa cintamu pada Indonesia dengan menambah wawasan budaya nusantara di saluran whatsapp ini.

Jelajah Nusantara

Sumber:

  1. "13 Tarian Tradisional Sulawesi Tenggara, Ada Tarian Lulo yang Viral", https://www.detik.com/sulsel/budaya/d-6970166/13-tarian-tradisional- sulawesi-tenggara-ada-tarian-lulo-yang-viral.
  2. "10 Tarian Sulawesi Tenggara, Salah Satunya Tari Balumpa", https://makassar.kompas.com/read/2023/09/13/173411678/10-tarian- sulawesi-tenggara-salah-satunya-tari-balumpa?page=all.
  3. https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbsulsel/tari-lulo/