Sejarah dan Geografi Sulawesi Tenggara: Jejak Peradaban di Pulau Sulawesi
Sulawesi Tenggara (Sultra) adalah provinsi di Indonesia yang terletak di tenggara Pulau Sulawesi, dengan Kendari sebagai ibu kota. Awalnya, provinsi ini adalah kabupaten di Sulawesi Selatan dengan Baubau sebagai ibu kota. Sultra ditetapkan sebagai Daerah Otonom melalui Perpu No. 2 Tahun 1964 dan disahkan dengan UU No. 13 Tahun 1964.
Provinsi Sulawesi Tenggara terletak di Jazirah Tenggara Pulau Sulawesi, secara geografis berada di selatan garis khatulistiwa, antara 02°45' – 06°15' Lintang Selatan dan 120°45' – 124°30' Bujur Timur. Wilayah daratannya mencakup 38.140 km², sedangkan wilayah perairannya seluas 110.000 km². Pada pertengahan tahun 2024, jumlah penduduk Sulawesi Tenggara mencapai 2.785.517 jiwa.
Sejarah
Sulawesi Tenggara (Sultra) awalnya adalah kabupaten di Sulawesi Selatan dengan Baubau sebagai ibu kota. Pada 1964, Sultra ditetapkan sebagai daerah otonom yang terdiri dari empat kabupaten dan satu kota, sebelum ibu kotanya dipindahkan ke Kendari. Saat ini, Sulawesi Tenggara memiliki 10 kabupaten dan 2 kota.
Gubernur pertamanya adalah J. Wayong, yang dilantik pada 27 April 1964, dan menjabat lebih dari setahun sebelum digantikan oleh La Ode Hadi. Wilayah ini pernah menjadi bagian dari kerajaan Buddha Srivijaya dan Majapahit, di mana kekuasaan berada di tangan kelompok Makassarese dan Bugis. Negara Gowa dari Makassarese menjadi yang terkuat pada 1530 dan memeluk Islam pada 1605. Belanda mendirikan pos perdagangan di Makassar, berkonflik dengan Gowa dan beraliansi dengan Pangeran Bugis Bone, Arung Palakka, yang mengalahkan Gowa pada 1669.
Abad ke-18 ditandai oleh persaingan antara Makassarese dan Bugis serta intervensi Belanda. Setelah pendudukan Inggris selama Perang Napoleon, Sulawesi kembali ke Belanda pada 1817, meskipun beberapa daerah menolak mengakui kekuasaan Belanda. Bone memberontak pada 1825, namun perlawanan tidak sepenuhnya berakhir hingga 1860.
Setelah pendudukan Jepang pada Perang Dunia II, Sulawesi menjadi bagian dari Republik Indonesia pada 1950. Pada 1960, pulau ini dibagi menjadi dua unit administratif, dan pada 1964 berkembang menjadi empat provinsi. Provinsi Gorontalo dibentuk pada 2000, disusul Sulawesi Barat pada 2004.
Masa Kesultanan – Kerajaan Nusantara
Sulawesi Tenggara dahulu merupakan Afdeling, dikenal sebagai Onderafdeling Buton Laiwoi dengan pusat di Baubau. Onderafdeling ini mencakup Afdeling Buton, Muna, dan Laiwoi, dan dikelola oleh Kontroleur pada masa kolonial Belanda. Status Onderafdeling diberikan oleh Belanda kepada daerah-daerah yang memiliki kekuasaan asli, seperti Kesultanan Buton. Pada 1952, Sulawesi Tenggara dibentuk menjadi Kabupaten Sulawesi Tenggara dengan Baubau sebagai ibu kota, mencakup wilayah bekas Onderafdeling Buton Laiwoi dan Kolaka, di bawah Provinsi Sulawesi Selatan.
Masa Orde Lama (1945-1965)
Melalui UU No. 29 Tahun 1959, Kabupaten Sulawesi Tenggara dimekarkan menjadi empat kabupaten: Buton, Kendari, Kolaka, dan Muna, yang masih berada di bawah Provinsi Sulawesi Selatan-Tenggara. Sulitnya komunikasi dan gangguan pemberontakan DI/TII menghambat pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan.
Wilayah Sulawesi Tenggara kaya akan sumber daya mineral seperti nikel, aspal, dan hasil hutan. Tokoh masyarakat setempat membentuk Panitia Penuntut Daerah Otonom untuk memperjuangkan status otonomi provinsi. Hal ini tercapai dengan keluarnya Perpu No. 2 Tahun 1964, yang menetapkan Sulawesi Tenggara sebagai Daerah Otonom dengan Kendari sebagai ibu kota. Serah terima kekuasaan dari Provinsi Sulawesi Selatan-Tenggara dilakukan pada 27 April 1964, yang kemudian diperingati sebagai hari lahirnya Provinsi Sulawesi Tenggara.
Masa Orde Baru (1965-1998)
Pada 3 Agustus 1995, Kota Kendari dibentuk sebagai pemekaran dari Kabupaten Kendari, yang kini disebut Kabupaten Konawe.
Masa Reformasi (1998-sekarang)
Pada 21 Juni 2001, Kota Baubau dibentuk sebagai pemekaran dari Kabupaten Buton, diikuti dengan pembentukan beberapa kabupaten baru, antara lain:
- Kabupaten Bombana (18 Desember 2003, dari Kabupaten Buton).
- Kabupaten Wakatobi (18 Desember 2003, dari Kabupaten Buton).
- Kabupaten Kolaka Utara (18 Desember 2003, dari Kabupaten Kolaka).
- Kabupaten Konawe Selatan (25 Februari 2003, dari Kabupaten Konawe).
- Kabupaten Konawe Utara (2 Januari 2007, dari Kabupaten Konawe).
- Kabupaten Buton Utara (2 Januari 2007, dari Kabupaten Muna).
- Kabupaten Kolaka Timur (14 Desember 2012, dari Kabupaten Kolaka).
- Kabupaten Konawe Kepulauan (12 April 2013, dari Kabupaten Konawe).
- Kabupaten Buton Tengah (Juli 2014, dari Kabupaten Buton).
- Kabupaten Buton Selatan (Juli 2014, dari Kabupaten Buton).
- Kabupaten Muna Barat (Juli 2014, dari Kabupaten Muna).
Setelah pemekaran, Sulawesi Tenggara memiliki 15 kabupaten dan 2 kota. Saat ini, provinsi ini juga memiliki Kantor Penghubung di Gedung Menara Global, Jalan Gatot Subroto, Jakarta.
Itulah informasi mengenai Sejarah dan Geografi Sulawesi Tenggara. Apakah Anda semakin tertarik berkunjung ke Sulawesi Tenggara dan menikmati makanan khasnya? Ayo luangkan waktu liburan Anda untuk mengunjungi Sulawesi Tenggara.
Disamping itu, jika Anda sedang berada di Sulawesi Tenggara, jangan lupa untuk berkunjung ke Asuransi Sinar Cabang Kendari. Yuk kunjungi Asuransi Sinar Mas Cabang Kendari pada halaman berikut:
1. Asuransi Sinar Mas Cabang Kendari
2. Asuransi Sinar Mas Marketing Poin Kolaka
Perkuat rasa cintamu pada Indonesia dengan menambah wawasan budaya nusantara di saluran whatsapp ini.
Sumber:
- https://id.wikipedia.org/wiki/Sulawesi_Tenggara.
- https://sultra.antaranews.com/berita/267146/sulawesi-tenggara-dalam- lintas-sejarah.
- https://www.britannica.com/place/Southeast-Sulawesi.