Menelusuri Tradisi Upacara Adat di Kalimantan Timur
Kalimantan Timur, salah satu provinsi di pulau Kalimantan, memiliki budaya dan tradisi yang tetap lestari meskipun perkembangan zaman begitu pesat. Provinsi ini juga akan menjadi ibu kota baru Indonesia. Meskipun begitu, masyarakatnya masih kuat memegang tradisi, sehingga beberapa upacara adat Kalimantan Timur terus dilaksanakan hingga kini.
Berikut beberapa contoh Upacara Adat Kalimantan Timur:
1. Upacara Adat Beliant
Upacara Adat Beliant berasal dari kata "lient," yang berarti berpantang atau tabu. Upacara ini merupakan usaha masyarakat Dayak untuk mencegah musibah bagi manusia dan lingkungan.
Meskipun berfokus pada pengobatan, upacara Beliant juga memiliki fungsi lain, seperti mencegah bencana alam, menghindari gagal panen, membuang sial, dan sebagainya. Meski masyarakat sudah modern, suku Dayak Banuaq dan Tonyooi masih menjalankan ritual ini ketika pengobatan medis dianggap tidak berhasil.
Tujuan utama upacara Beliant adalah meminta maaf kepada dewa atau leluhur, dan biasanya dilakukan setelah pengobatan medis tidak memberikan kesembuhan.
2. Upacara Adat Dahau
Dahau adalah upacara pemberian nama anak di Kalimantan Timur, yang hanya diselenggarakan oleh keluarga bangsawan atau terpandang. Upacara ini biasanya diadakan dengan meriah dan besar-besaran, serta mengundang suku Dayak dari berbagai wilayah. Selama sebulan penuh, berbagai ritual dilaksanakan dalam upacara ini. Meskipun demikian, Dahau tetap menjadi salah satu upacara adat yang sering dilaksanakan oleh suku Dayak di Kalimantan Timur.
3. Upacara Adat Beluluh
Beluluh berasal dari kata buluh, yang berarti batang bambu, dan luluh, yang berarti musnah. Buluh merujuk pada singgasana sultan dan putra mahkota, berupa balai bambu bertingkat tiga.
Upacara adat Beluluh adalah ritual penyucian bagi sultan dan putra mahkota dari suku Dayak Kutai. Mereka yang disucikan berasal dari Kesultanan Kutai Kartanegara, di mana sultan dan putra mahkota masih menjadi pemimpin adat di wilayah Kutai. Upacara ini diyakini mampu menghancurkan segala unsur negatif di sekitar keluarga sultan. Untuk itu, balai yang diduduki sultan dilengkapi peduduk (sesajian) dan tambak karang, yang kemudian dimusnahkan sebagai simbol peluluhan unsur negatif.
4. Upacara Adat Erau
Erau berasal dari kata eroh, yang berarti ramai, riuh, atau suasana penuh suka cita. Keramaian dalam upacara adat ini mencakup berbagai kegiatan yang bersifat sakral, ritual, dan juga hiburan. Erau adalah tradisi ritual dan pesta adat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, yang juga berfungsi sebagai hiburan bagi masyarakat. Beberapa kegiatan dalam upacara Erau meliputi mendirikan tiang kayu, berseprah, letupan meriam, pemberian gelar kehormatan, dan barlimbut. Puncaknya adalah acara siram-siraman antara masyarakat yang hadir. Upacara Erau biasanya digelar bersamaan dengan perayaan ulang tahun Kota Tenggarong.
5. Upacara Adat Kwangkay
Upacara Adat Kwangkay adalah salah satu tradisi khas suku Dayak Benuaq, yang rutin digelar setiap tahun. Suku Dayak Benuaq, yang sebagian besar tinggal di Kutai Kartanegara dan Kutai Barat, masih melestarikan beberapa upacara ritual, termasuk Upacara Adat Kwangkay, yang bertujuan mengenang arwah leluhur. Upacara ini dilakukan untuk memohon kepada Tuhan agar jiwa keluarga yang telah meninggal merasa bahagia dan tenang di alam kubur, sebagai bentuk cinta kasih dari keluarga yang ditinggalkan. Kwangkay juga sering disertai dengan upacara lain, seperti Ngerangkau, Mblontang, dan Beliant.
6. Upacara Adat Ngerangkau
Ngerangkau, yang berarti "menari bersama arwah yang telah meninggal," adalah tarian yang terkait erat dengan upacara adat Kwangkay dari budaya suku Dayak Benuaq. Tari ini diciptakan sebagai bentuk penghormatan dan balas budi kepada arwah yang telah merawat dan memelihara keluarga dari bayi hingga dewasa. Selain itu, Ngerangkau juga memiliki makna sebagai kewajiban adat untuk memastikan arwah tidak tersesat dan memiliki bekal di surga.
7. Upacara Adat Ngugu Tahun
Upacara Adat Ngugu Tahun adalah ritual adat sebagai ungkapan syukur kepada Sang Pencipta atas kehidupan yang diberikan-Nya. Ritual ini, yang dilakukan oleh suku Dayak Tunjung, Dayak Banuaq, Dayak Bentian, dan Dayak Bahau, menarik banyak pengunjung. Puncak upacara ini adalah pemotongan kerbau.
8. Upacara Adat Ngehawa’k
Jenis upacara adat pertama yang membawa kebahagiaan adalah pernikahan. Ngehawa'k adalah upacara simbolis yang menandai penobatan calon pengantin memasuki gerbang pernikahan.
Upacara ini sering kali melibatkan pertemuan antara kedua keluarga mempelai untuk menentukan hari dan tanggal perkawinan. Menariknya, pemilihan hari dan tanggal dalam tradisi Ngehawa'k biasanya disesuaikan dengan bulan Hijriah yang baik dan umumnya dilakukan sebelum bulan purnama.
Itulah informasi seputar Tradisi Upacara Adat di Kalimantan Timur, Apakah Anda semakin tertarik untuk berkunjung ke Kalimantan Timur? Ayo luangkan waktu liburan Anda untuk mengunjungi Kalimantan Timur
Disamping itu, jika Anda sedang berada di Kalimantan Timur, jangan lupa untuk berkunjung ke Asuransi Sinar Mas Cabang Kalimantan Timur. Yuk kunjungi Asuransi Sinar Mas Cabang Kalimantan Timur pada halaman berikut:
1. Asuransi Sinar Mas Cabang Samarinda
2. Asuransi Sinar Mas Cabang Balikpapan
3. Asuransi Sinar Mas Kantor Pemasaran Agency Samarinda
4. Asuransi Sinar Mas Marketing Poin Bontang
Sumber:
- https://kumparan.com/berita-terkini/3-contoh-upacara-adat-kalimantan-timur-yang-masih-lestari-1yYsvrBMKSL/full.
- "7 Upacara Adat di Kalimantan Timur, Salah Satunya Dahau", https://regional.kompas.com/read/2022/09/17/223435078/7-upacara-adat-di-kalimantan-timur-salah-satunya-dahau?page=all.
- https://www.goodnewsfromindonesia.id/2022/07/13/ragam-tradisi-unik-ala-masyarakat-adat-yang-ada-di-kalimantan-timur.