Sejarah, Perkembangan, dan Asal Usul Kabupaten Nabire, Papua Tengah
Kabupaten Nabire, ibu kota Provinsi Papua Tengah, berbatasan dengan Papua Barat di sebelah barat. Pada 2023, jumlah penduduknya mencapai 176.027 jiwa. Nabire diguncang gempa bumi pada 6 Februari dan 26 November 2004, dengan kekuatan 7,2 skala Richter (lihat Gempa Nabire 2004).
Awalnya bernama Kabupaten Paniai dengan ibu kota Enarotali, pada 1966 ibu kota dipindahkan ke Nabire yang lebih strategis. Berdasarkan PP No. 52 Tahun 1996, kabupaten ini dimekarkan menjadi Kabupaten Paniai dan Puncak Jaya. Kini, ketiganya berkembang menjadi tujuh kabupaten di Papua Tengah, kecuali Mimika.
Sejarah Nabire
Nabire merujuk pada wilayah pemerintahan di sekitar "Leher Burung" Pulau Papua. Dalam perjalanannya, Nabire telah melewati berbagai fase, mulai dari sebelum masuknya Pemerintahan Belanda, era kolonial Belanda, hingga masa pemerintahan Republik Indonesia.
Paparan sejarah Pemerintahan Kabupaten Nabire ini masih perlu dikaji dan disempurnakan lebih lanjut agar dapat dipahami dan diterima oleh semua kalangan.
Asal-usul dan Arti Nabire
Menurut Suku Wate, "Nabire" berasal dari kata "Nawi," yang merujuk pada banyaknya jangkrik di sepanjang sungai Nabire pada masa lalu. Kata "Nawi" kemudian berubah menjadi "Nawire" dan akhirnya menjadi "Nabire." Suku Wate terdiri dari Waray, Nomei, Roaiki, Tawamoni, dan Waii yang berbagi satu bahasa dan tinggal di enam kampung di tiga distrik.
Suku Yerisyam memiliki versi lain, di mana "Nabire" berasal dari kata "Navirei," yang berarti daerah yang ditinggalkan. Nama ini muncul saat berlangsungnya pesta perdamaian antara Suku Hegure dan Yerisyam.
Seiring waktu, "Navirei" berubah menjadi "Nabire" dan diresmikan sebagai nama daerah ini oleh Bupati pertama, AKBP Drs. Surojotanojo. Versi lain dari Suku Yerisyam menyebutkan bahwa "Nabire" berasal dari "Na Wyere," yang berarti daerah kehilangan, berkaitan dengan wabah penyakit yang membuat penduduk meninggalkan wilayah tersebut.
Versi Suku Hegure menyebut "Nabire" berasal dari "Inambre," yang berarti pesisir pantai yang ditumbuhi berbagai jenis palem seperti pohon sapu ijuk, enau hutan, dan nibun. Seiring interaksi dengan suku pendatang, "Inambre" berubah menjadi "Nabire."
Dalam konteks pemerintahan, "Nabire" menjadi singkatan dari Nyaman, Aman, Bersih, Indah, Ramah, Elok, yang mencerminkan harapan untuk menciptakan kondisi ideal yang melibatkan seluruh masyarakat.
Perkembangan Nabire
Pada 20 Desember 2017, Presiden Joko Widodo meninjau lokasi baru Bandar Udara Douw Aturure di Kabupaten Nabire, Papua, dan meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nabire 20 MW serta PLTMG Jayapura 50 MW di Kelurahan Kali Bobo, Distrik Nabire.
Bandara Douw Aturure akan menjadi pusat transportasi antar kabupaten karena posisinya yang strategis di tengah Papua. Bandara ini akan menghubungkan wilayah Paniai, Dogiyai, Diyai, Intan Jaya, Puncak Jaya, Puncak, Waropen, Wondama, dan Kaimana. Pemerintah akan membangun terminal seluas 8.000 meter persegi, dengan rencana perluasan hingga 15.000 meter persegi.
Selain itu, Presiden juga berencana memperbesar Pelabuhan Nabire untuk menjadi penghubung bagi enam kabupaten di sekitarnya, sebagaimana disampaikan usai peninjauan pada 21 Desember 2017.
Itulah informasi seputar Sejarah, Perkembangan, dan Asal Usul Kabupaten Nabire. Apakah Anda semakin tertarik berkunjung ke Papua Tengah? Ayo luangkan waktu liburan Anda untuk mengunjungi Papua Tengah.
Disamping itu, jika Anda sedang berada di Papua Tengah, jangan lupa untuk berkunjung ke Asuransi Sinar Cabang Papua Tengah. Yuk kunjungi Asuransi Sinar Mas Cabang Papua Tengah pada halaman berikut:
Asuransi Sinar Mas Kantor Pemasaran Nabire
Perkuat rasa cintamu pada Indonesia dengan menambah wawasan budaya nusantara di saluran whatsapp ini.
Sumber:
- https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Nabire.
- "Asal-usul Nabire", https://regional.kompas.com/read/2022/06/29/ 170700578/asal-usul-nabire?page=all.
- https://fajarpapua.com/2022/07/01/mengenal-sejarah-dan-asal-usul- nabire-ibukota-provinsi-papua-tengah-yang-baru-disahkan/