Mengungkap Sejarah dan Kejayaan Kerajaan Makassar
Makassar merupakan salah satu dari empat pusat pertumbuhan utama di Indonesia, bersama Medan, Jakarta, dan Surabaya. Dengan luas wilayah 175,77 km² dan populasi lebih dari 1,4 juta jiwa, kota ini menempati posisi ketujuh terbesar di Indonesia berdasarkan jumlah penduduk, setelah Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung, Semarang, dan Palembang. Beberapa kuliner khas yang mudah ditemukan di setiap sudut kota antara lain Coto Makassar, Roti Maros, Jalangkote, Bassang, Kue Tori, Pallu Butung, Pisang Ijo, Sop Saudara, dan Sop Konro.
Sejarah Kota Makassar
Sebelum 1999, Makassar dikenal sebagai Ujung Pandang. Nama Makassar telah tercatat dalam Kitab Negarakertagama pada abad ke-14 sebagai wilayah taklukan Majapahit. Namun, kota ini baru berkembang pesat di bawah Raja Gowa ke-9, Tumaparisi Kallonna (1510-1546), yang memindahkan pusat kerajaan ke tepi pantai, membangun benteng di muara Sungai Jeneberang, dan mengatur perdagangan.
Pada abad ke-16 hingga ke-17, Makassar menjadi pusat perdagangan utama di Indonesia Timur dan salah satu kota terbesar di Asia Tenggara, dengan kebijakan perdagangan bebas yang menolak monopoli VOC. Makassar juga dikenal karena toleransi beragamanya, yang memungkinkan pedagang dari berbagai latar belakang, termasuk Eropa dan Arab, beroperasi di sana.
Hubungan erat antara Kerajaan Gowa dan Tallo dijaga melalui sumpah kedua rajanya, menghasilkan sebutan "sereji ata, naruang karaeng" atau "satu rakyat dua raja," yang menjadikan mereka dikenal sebagai Kerajaan Kembar Makassar, dengan Raja Gowa sebagai raja dan Raja Tallo sebagai mangkubumi.
Peningkatan jumlah penduduk kota di Indonesia memicu kebutuhan pembentukan Kotapraja, sebagaimana di Belanda. Peraturan desentralisasi 1903 memungkinkan pembentukan Kotapraja (Gemeente) setelah 1905.
Makassar, sebagai pelabuhan utama di Indonesia Timur dan ibu kota Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden, diresmikan sebagai Kotapraja pada 1 April 1906, saat pemerintah Hindia Belanda membentuk dewan pemerintahan Gemeente di Kampung Baru, dekat Pantai Losari dan Benteng Fort Rotterdam. Kawasan ini berkembang menjadi Kota Makassar, yang kini diperingati sebagai Hari Kebudayaan Makassar, sebelumnya hari jadi Kotamadya Ujung Pandang.
Perubah Nama Kota Makssar
Nama Makassar diubah menjadi Ujung Pandang pada 31 Agustus 1971, selama pemerintahan Orde Baru, meskipun nama tersebut sudah dikenal sejak 1950-an. Pada tahun yang sama, wilayah Makassar diperluas dari 21 km² menjadi 175 km² berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1971. Nama Ujung Pandang resmi digunakan mulai 14 September 1971.
Perubahan nama ini menimbulkan tanggapan dari tokoh-tokoh masyarakat Sulawesi Selatan, seperti Prof. Dr. A. Zainal Abidin Farid S.H., Dr. Mattulada, dan Drs. H. Dg Mangemba, yang pada 17 Juli 1976 mengajukan petisi untuk mengembalikan nama Makassar. Upaya ini terus berlanjut hingga 21 Agustus 1995, ketika Walikotamadya Ujung Pandang, H. Malik B. Masry, SE, MS, mengadakan seminar yang merekomendasikan pengembalian nama. Akhirnya, pada 21 Agustus 1999, DPRD Kotamadya Ujung Pandang menyetujui perubahan nama kembali menjadi Makassar.
Puncak Kejayaan Kerajaan Makassar
Bersatunya Kerajaan Gowa dan Tallo memindahkan pusat pemerintahan Kerajaan Makassar ke Somba Opu, yang terletak strategis di jalur pelayaran antara Malaka dan Maluku. Lokasi ini menarik banyak pedagang singgah, sehingga dalam waktu singkat Makassar tumbuh pesat menjadi kerajaan yang makmur dan kuat, dikenal luas oleh kerajaan-kerajaan sekitarnya.
Menurut Attoriolog Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah, puncak kejayaan Kerajaan Makassar terjadi pada abad ke-17, dengan reputasi yang mengagumkan di bidang politik, ekonomi, dan budaya. Makassar menerapkan sistem perdagangan terbuka, menjadikan pelabuhannya bebas untuk semua bangsa.
Di masa pemerintahan Tonipallangga (1546-1565) bersama mangkubumi Nappakata'tana Daeng Padulung, Kerajaan Makassar melancarkan politik ekspansi yang sukses menaklukkan kerajaan-kerajaan tetangga. Pada saat yang sama, Islam diresmikan sebagai agama kerajaan, dan aliansi strategis dibentuk untuk menguasai sebagian besar Sulawesi Selatan dan Barat.
Namun, keberhasilan Makassar memicu kebencian dari kerajaan-kerajaan seperti Wajo dan Bone, yang kemudian bersekutu dengan VOC untuk melawan Kerajaan Makassar.
Peninggalan Sejarah Kerajaan Makassar
Jejak sejarah Kerajaan Makassar dapat dilihat melalui berbagai peninggalan yang kini menjadi objek wisata:
1. Balla Lompoa
Istana Raja Gowa yang dibangun pada 1936 dan kini berfungsi sebagai Museum Balla Lompoa, terletak di Desa Sungguminasa, Kecamatan Somba Opu, dengan 54 pilar dan koleksi benda-benda kerajaan.
2. Benteng Somba Opu
Dibangun pada 1525 oleh Sultan Gowa ke-9, benteng ini menjadi pusat perdagangan rempah-rempah. Kini, ia menjadi objek wisata bersejarah dengan rumah adat dan museum peninggalan Kerajaan Gowa.
3. Benteng Rotterdam
Awalnya bernama Benteng Jumpandang, dibangun pada 1545 oleh Raja Gowa X. Terletak di pesisir barat Makassar, benteng ini berfungsi sebagai museum dan destinasi wisata setelah ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya.
4. Masjid Tua Katangka
Didirikan pada 1603 pada masa Sultan Alauddin I, masjid ini menjadi cagar budaya nasional dan terletak di Jalan Syech Yusuf, dekat kompleks makam Sultan Hasanuddin.
5. Kompleks Makam Raja Tallo dan Gowa
Situs makam dari abad ke-17 hingga ke-19 terletak di Jalan Sultan Abdullah Raya, Kecamatan Tallo, di tepi barat muara Sungai Tallo, berdekatan dengan Benteng Tallo.
Itulah informasi seputar Sejarah dan Kejayaan Kerajaan Makassar. Apakah Anda semakin tertarik berkunjung ke Makassar? Ayo luangkan waktu liburan Anda untuk mengunjungi Makassar.
Disamping itu, jika Anda sedang berada di Makassar, jangan lupa untuk berkunjung ke Asuransi Sinar Cabang Makassar. Yuk kunjungi Asuransi Sinar Mas Cabang Makassar pada halaman berikut:
1. Asuransi Sinar Mas Cabang Makassar
2. Asuransi Sinar Mas Kantor Pemasaran Agency Makassar
3. Asuransi Sinar Mas Marketing Poin Pare Pare
4. Asuransi Sinar Mas Marketing Poin Palopo
5. Asuransi Sinar Mas Marketing Poin Gowa
6. Asuransi Sinar Mas Marketing Poin Watampone
Perkuat rasa cintamu pada Indonesia dengan menambah wawasan budaya nusantara di saluran whatsapp ini.
Sumber:
- https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Makassar.
- "Sejarah Kota Makassar, Dulunya Bernama Ujung Pandang",
https://www.kompas.com/stori/read/2023/11/10/
130000979/sejarah-kota-makassar-dulunya-bernama-ujung-pandang?page=all. - "Sejarah Kerajaan Makassar, Awal Terbentuk Hingga Peninggalannya" https://www.detik.com/sulsel/budaya/d-6183520/sejarah-kerajaan-makassar-awal-terbentuk-hingga-peninggalannya.