August 29, 2024

Memahami Senjata Tradisional Banten

Mengenal Senjata Tradisional Banten

Senjata adalah bagian penting dari budaya manusia yang berkembang seiring dengan peradaban. Senjata tradisional merupakan produk budaya yang mencerminkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi metalurgi di nusantara pada masa lalu.

Senjata tradisional diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia, seperti perlindungan dari serangan musuh dan perburuan hewan demi kelangsungan hidup. Penggunaan senjata ini umumnya didominasi oleh laki-laki, sejalan dengan budaya sosial yang mengaitkan peran kepemimpinan dan kekuatan dengan figur ayah atau laki-laki.

Misalnya, dalam budaya Banten, golok dianggap sebagai simbol kekuatan pria, yang sering dihubungkan dengan perang atau pertarungan.

Ada berbagai jenis senjata tradisional dari Banten yang merupakan warisan budaya Indonesia dan perlu kita lestarikan, karena beberapa di antaranya kini sudah jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut beberapa penjelasannya:

1. Golok Banten

Golok Banten adalah senjata bersejarah yang menjadi simbol peradaban pada masa Kerajaan Banten. Dahulu, senjata ini digunakan untuk melindungi diri dari musuh dan ancaman. Sang Juara membawanya sebagai alat pertahanan dan simbol kehormatan serta status sebagai pendekar.

Golok adalah senjata yang mirip dengan parang atau pedang, tetapi berukuran lebih pendek. Di Banten, senjata ini dikenal dengan dua nama: golok dan bedog. Meskipun bentuknya serupa, keduanya memiliki perbedaan dalam makna dan fungsi.

Golok Banten, terutama yang dibuat di Ciomas, memiliki ikatan kuat dengan identitas Banten. Ketika memikirkan Banten, golok Banten dan golok Ciomas segera terlintas. Sejarah Kerajaan Banten tidak bisa dipisahkan dari keberadaan Golok Ciomas, yang banyak digunakan pada masa lalu, termasuk dalam perjuangan melawan penjajah.

2. Bedog

Bedog adalah senjata tradisional dengan bilah lebar dan ujung melengkung. Senjata dari Banten ini umumnya digunakan untuk menebang pohon dan bambu, serta di dapur untuk memecahkan batok kelapa dan menyembelih hewan seperti ayam dan kambing. Karena fungsinya yang lebih praktis, bedog jarang digunakan untuk menghadapi serangan musuh.

Bedog terbuat dari bilah besi atau baja campuran dengan gagang kayu, dilengkapi dengan sarung untuk menjaga ketajaman bilahnya. Meskipun ukurannya besar dan berat, bedog tetap mudah dibawa, baik untuk keperluan dapur maupun perang. Bedog dari Ciomas sering digunakan dalam pertempuran melawan pasukan musuh.

Meskipun sering disamakan, bedog dan parang memiliki perbedaan yang signifikan. Bedog adalah pisau besar yang digunakan untuk keperluan sehari-hari, seperti membersihkan halaman, sedangkan parang lebih ringan dan tajam, dirancang khusus untuk perang. Meski tampak serupa, bedog dan parang adalah senjata tradisional dengan fungsi dan struktur yang berbeda.

3. Golok Ciomas Banten

Golok Ciomas adalah senjata tradisional yang berasal dari Provinsi Banten, digunakan sejak zaman Kesultanan hingga masa penjajahan. Peninggalan leluhur tertua dari Golok Ciomas termasuk palu godam bernama Godam Ki Cengkuk atau “Si Denok” dan golok yang dikenal sebagai “Si Rebo”.

Golok Ciomas merupakan senjata bersejarah di Banten, mirip dengan parang biasa tetapi juga digunakan sebagai senjata tersembunyi untuk pertahanan diri. Seperti keris, parang Ciomas diyakini memiliki nilai misterius dan dianggap sangat efektif dalam pertempuran.

Nama “Golok Ciomas” merujuk pada daerah Ciomas, tempat terkenal untuk pembuatan parang, termasuk golok ini. Orang Banten menyebut parang ini sebagai “bedog,” meskipun bedog biasa lebih sering digunakan sebagai peralatan sehari-hari daripada sebagai senjata.

Istilah “Bedog Ciomas” digunakan untuk membedakan senjata ini dari bedog biasa. Golok Ciomas memiliki keistimewaan dalam proses pembuatannya, mengikuti aturan turun-temurun dari masa Kesultanan Banten.

Pembuatannya melibatkan teknik khusus dengan palu atau alat yang disebut Ki Denok, peninggalan Kerajaan Islam Banten dan hadiah dari Sultan Banten.

Keistimewaan Golok Ciomas terletak pada keseimbangan dan keindahan bentuknya, menjadikannya salah satu golok yang paling artistik. Karena proses pembuatan yang rumit, hanya orang-orang tertentu yang dapat memiliki dan menggunakannya.

4. Congkrang Atau Arit Banten

Congkrang, juga dikenal sebagai arit, adalah senjata tradisional warisan leluhur Banten. Senjata ini memiliki ciri khas dengan ujung bilah yang melengkung ke bawah. Seperti bedog, congkrang atau arit digunakan dalam aktivitas sehari-hari.

Congkrang, dengan bilah lengkungnya, sering dipakai oleh petani untuk membersihkan rumput dan memangkas tanaman liar. Peternak juga menggunakannya untuk memotong rumput dan daun sebagai pakan ternak. Biasanya, senjata ini disimpan di rumah, seringkali di dapur atau tersembunyi di bawah kasur atau tempat tidur, dan tidak boleh digunakan oleh anak-anak.

Meskipun termasuk jenis senjata, congkrang atau arit tidak digunakan dalam pertempuran. Para jawara Banten lebih memilih parang dalam menghadapi tentara VOC. Meskipun congkrang masih diproduksi di Banten, ada kasus di mana senjata ini disalahgunakan untuk tindakan kriminal, seperti perampokan.

5. Golok Sulangkar

Golok Sulangkar adalah senjata tradisional dari Banten yang diwarisi dari budaya setempat. Biasanya, masyarakat Banten melapisi Golok Sulangkar dengan racun, seperti racun ulat tanah, kalajengking, atau katak buduk, sehingga serangannya sangat mematikan. Golok ini dibuat dari berbagai jenis besi.

Golok Sulangkar, yang umum ditemukan di Banten, dinamai sesuai dengan bahan besinya, yaitu besi Sulangkar. Besi ini diambil dari injakan delman atau sado yang sudah tua, serta dapat berasal dari bekas pelat mobil, kikir, atau ranjang besi.

Secara fisik, Golok Sulangkar dari Ciomas memiliki ciri khas pada bilahnya, dan dari segi fungsi, golok ini memiliki keunikan yang membedakannya dari golok-golok lainnya.

Pada zaman dahulu, Golok Sulangkar digunakan oleh orang Banten untuk meracuni pedang mereka, dengan tujuan melumpuhkan musuh. Besi yang digunakan dipilih dengan cermat untuk memastikan efektivitasnya.

6. Parang

Parang adalah senjata tradisional Banten dengan bilah yang lebih panjang dibandingkan parang biasa. Senjata ini sering digunakan untuk mematahkan bambu setelah perang, karena pada zaman dahulu, rumah-rumah tradisional dibangun dari bambu, sehingga parang tajam diperlukan untuk memotongnya. Seperti Al-Qur'an, parang ini digunakan secara rutin.

Untuk merawat parang, bersihkan dengan baik setelah digunakan di kebun, tetapi jangan langsung menyimpannya setelah terkena air. Keringkan parang dengan kain bersih terlebih dahulu untuk mencegah karat. Karena parang ini lebih sering digunakan, ujungnya harus diasah secara teratur agar tetap tajam.

Itulah informasi seputar Senjata Tradisional Banten. Apakah Anda semakin tertarik untuk berkunjung ke Banten?

Disamping itu, jika Anda sedang berada di Banten, jangan lupa untuk berkunjung ke Asuransi Sinar Mas Cabang Banten. Yuk kunjungi Asuransi Sinar Mas Cabang Banten pada halaman berikut:

1. Asuransi Sinar Mas Cabang Tangerang

2. Asuransi Sinar Mas Cabang Cilegon

3. Asuransi Sinar Mas Cabang BSD - Tangerang Selatan

4. Asuransi Sinar Mas Kantor Pemasaran Agency Tangerang

5. Asuransi Sinar Mas Kantor Pemasaran Agency Bintaro

6. Asuransi Sinar Mas Marketing Poin Cikupa

7. Asuransi Sinar Mas Marketing Poin Agency Alam Sutera

8. Asuransi Sinar Mas Marketing Poin Agency Bumi Serpong Damai

9. Asuransi Sinar Mas Marketing Poin Agency Cengkareng

10. Asuransi Sinar Mas Marketing Poin Agency Gading Serpong

Sumber:

  1. https://www.gramedia.com/literasi/senjata-tradisional-banten/.
  2. https://id.wikipedia.org/wiki/Golok_Ciomas.
  3. https://www.liputan6.com/regional/read/5421739/mengenal-golok-sulangkar-senjata-khas-banten-yang-sarat-akan-mitos-dan-keberuntungan.
  4. https://www.orami.co.id/magazine/senjata-tradisional-banten?page=2.
  5. https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=489.