February 04, 2025

Budaya Pakaian Adat Maluku Utara: Keberagaman yang Menyatu dalam Tradisi

Maluku Utara dikenal sebagai provinsi yang kaya akan warisan budaya unik. Salah satu unsur budaya yang paling menonjol adalah keberagaman pakaian adatnya, yang memiliki ciri khas tersendiri. Pakaian adat ini diatur berdasarkan status sosial atau kedudukan pemakainya. Lalu, apa saja jenis-jenis pakaian adat dari Maluku Utara?

Berikut beberapa pakaian adat Maluku Utara beserta keunikannya, seperti yang diuraikan di laman resmi Pariwisata Indonesia.

1. Manteren Lamo

Manteren Lamo adalah pakaian adat yang dahulu dikenakan oleh sultan di kerajaan Maluku. Pakaian ini sering dipasangkan dengan celana panjang hitam dan penutup kepala khusus, atau destar.

Manteren Lamo terdiri dari jas tertutup berwarna merah, yang melambangkan keperkasaan dan kekuasaan sang sultan. Jas ini dihiasi dengan sembilan kancing besar dari perak. Pada bagian ujung lengan, leher, dan saku, terdapat bordiran menyerupai payet dengan warna keemasan yang mempercantik tampilan.

Pakaian ini sudah ada sejak masa Kesultanan Ternate dan Tidore, dan menjadi simbol kekuasaan kerajaan. Manteren Lamo biasa dipakai oleh sultan, sedangkan permaisuri mengenakan Kimun Gia, pakaian adat khusus perempuan dari Maluku Utara.

2. Kimun Gia

Selain pakaian adat sultan, istri sultan atau permaisuri mengenakan pakaian adat yang disebut Kimun Gia. Kimun Gia terdiri dari kebaya satin putih yang dipadukan dengan kain songket yang dililit dan diikat dengan ikat pinggang berwarna emas.

Pakaian ini dilengkapi dengan selendang merah yang dihiasi bordiran ukiran berwarna keemasan sebagai aksesoris tambahan. Permaisuri juga mengenakan perhiasan mewah seperti intan, berlian, dan emas. Untuk menambah kesan anggun, rambut permaisuri disanggul dengan rapi.

Kaum wanita bangsawan yang mengenakan Kimun Gia selalu tampil dengan perhiasan mahal dan penataan rambut yang elegan, menciptakan kesan mewah dan anggun.

3. Baju Bangsawan

Baju adat ini dikenakan oleh bangsawan Maluku dalam kehidupan sehari-hari mereka. Berbeda dengan baju sultan, baju bangsawan pria berbentuk jubah putih yang panjangnya hingga lutut.

Jubah ini dihiasi dengan bordiran emas yang memberikan kesan elegan namun tetap sederhana. Bagian bawahnya dipadukan dengan celana panjang berwarna putih.

Sebagai aksesoris, pria bangsawan mengenakan penutup kepala mirip peci berwarna keemasan. Sementara itu, baju adat wanita bangsawan hampir serupa dengan baju permaisuri, terdiri dari kebaya putih yang dipadukan dengan kain songket panjang.

Saat ini, baju bangsawan ini dikenakan khusus oleh tamu-tamu penting, seperti pejabat negara.

4. Baju Koja

Baju Koja adalah pakaian adat Maluku Utara untuk pemuda-pemudi bangsawan, yang menunjukkan kedudukan sosial dan usia pemakainya. Pemuda diwajibkan mengenakan jubah panjang hijau yang melebihi lutut, dilapisi baju songket kuning, serta celana panjang hitam atau putih. Aksesorisnya meliputi penutup kepala Toala Pololu dan selendang merah panjang untuk kesan mewah.

Bangsawan putri mengenakan kebaya dan kain songket berwarna hijau dan kuning, disertai selendang merah yang memberikan kesan anggun. Aksesorisnya termasuk kalung emas, anting, dan alas kaki (Tarupa), dengan rambut disanggul dan dihias mahkota kecil berwarna keemasan.

Warna hijau dan kuning melambangkan jiwa muda dan membedakan pemuda bangsawan. Meskipun perubahan sosial, Baju Koja tetap digunakan pada acara semi-formal, seperti pernikahan.

5. Baju Rakyat Biasa

Baju adat pria untuk rakyat biasa di Maluku Utara menyerupai blazer tanpa kerah, dipadukan dengan dalaman berwarna kuning. Di bagian bawah, mereka mengenakan celana panjang dengan warna senada, dilengkapi dengan ikat pinggang kain merah mirip korset.

Sementara itu, pakaian adat wanita rakyat biasa terdiri dari kebaya bersuji dan berkanji, dipadukan dengan kain songket berwarna senada. Aksesorisnya tidak segemrip kaum bangsawan; mereka mengenakan sanggul dan anting-anting untuk menambah kecantikan.

Baju rakyat biasa ini berbeda dari peninggalan kerajaan Demak, dengan desain yang lebih sederhana namun tetap elegan.

6. Pakaian Adat Baniang

Pakaian adat Baniang dari Maluku Utara dipengaruhi positif oleh budaya Jawa, berkat banyaknya suku Jawa yang tinggal di kawasan ini sejak tahun 90-an. Pakaian adat ini umumnya berwarna putih, melambangkan kesucian. Laki-laki mengenakan Baniang putih berkerah, sementara perempuan memakai kebaya putih dengan corak tipis. Sebagian masyarakat juga mengenakan rompi hitam atau jas untuk tampak sopan saat menghadiri acara seperti pernikahan dan ibadah.

7. Busana Mustija

Busana Mustija adalah hasil akulturasi budaya Portugis dan Ambon. Busana merah ini biasanya dikenakan oleh pengantin wanita, dengan desain menyerupai huruf U sepanjang 60 cm dari depan ke belakang.

Meskipun mirip dengan busana kerajaan Melayu, busana Mustija dihias dengan renda emas dan manik-manik cantik. Beberapa pengantin di Maluku Utara juga memilih gaun Mustija berwarna putih dengan lengan panjang yang dikelilingi renda kecil.

8. Baju Adat Ternate

Budaya Ternate dikenal megah, sebanding dengan pakaian adat kerajaan Malaka. Bangsawan Ternate biasanya mengenakan jubah panjang yang dilengkapi dengan destar sebagai penutup kepala—sangat unik, bukan? Wanita keturunan Kerajaan Tidore mengenakan kebaya panjang dari satin, dipadukan dengan perhiasan mewah yang membedakan mereka dari masyarakat biasa. Wanita muda disarankan menggunakan kebaya berwarna terang sebagai simbol jiwa muda yang menggelora.

9. Baju Adat Wiludu

Baju adat Wiludu diperkenalkan oleh suku Sahu di Maluku Utara, dengan desain unik yang mengusung warna merah dan putih. Kaum laki-laki mengenakan blazer merah dengan dalaman putih dan songket merah, sementara wanita suku Sahu memakai baju putih dengan songket merah dan ornamen kain di leher. Setiap detail busana dilengkapi hiasan manik keemasan. Baju ini biasanya dikenakan saat menghadiri pesta pernikahan.

10. Baju Kesultanan Bacan

Warga Halmahera, khususnya kesultanan Bacan, memiliki baju adat pasangan yang menarik. Pria dan wanita mengenakan pakaian berwarna coklat keemasan, dengan mahkota khas Maluku yang dihiasi bulu hewan. Pria menggunakan selempang hitam, sedangkan wanita memakai selempang kuning keemasan. Baju Kesultanan Bacan biasanya dikenakan oleh pasangan pejabat saat menghadiri acara penting kedaerahan.

Pakaian adat Maluku Utara sangat beragam, mulai dari Baniang, Koja, Manteren Lamo, Kimun Gia, dan lainnya. Warga Maluku Utara menonjolkan songket khas bermotif batik pada tiap pakaian adatnya. Selain itu, aksesoris pakaian juga memiliki simbol stratifikasi sosial.

Itulah informasi seputar Pakaian Adat Maluku Utara. Apakah Anda semakin tertarik berkunjung ke Maluku Utara? Ayo luangkan waktu liburan Anda untuk mengunjungi Maluku Utara.

Disamping itu, jika Anda sedang berada di Maluku Utara, jangan lupa untuk berkunjung ke Asuransi Sinar Cabang Maluku Utara. Yuk kunjungi Asuransi Sinar Mas Cabang Maluku Utara pada halaman berikut:

Asuransi Sinar Mas Marketing Poin Ternate

Sumber:

  1. "Mengenal 5 Baju Adat Maluku Utara, Ciri Khas dan Penjelasannya" https://www.detik.com/sulsel/budaya/d-6702712/mengenal-5-baju-adat- maluku-utara-ciri-khas-dan-penjelasannya.
  2. "Pakaian Tradisional Manteren Lamo, Maluku Utara", https://www.kompas.com/skola/read/2021/05/03/ 143116869/pakaian-tradisional-manteren-lamo-maluku-utara.
  3. https://www.dailysports.id/umum/7537/pakaian-adat-maluku-utara.