February 19, 2025

Upacara Adat Papua: Warisan Budaya yang Memperkuat Identitas dan Kearifan Lokal

Papua adalah salah satu provinsi terbesar di Indonesia, terletak di bagian timur. Selain kekayaan alam yang melimpah, Papua juga kaya akan budaya dan tradisi.

Seperti daerah lainnya di Indonesia, Papua memiliki adat istiadat yang diwariskan secara turun-temurun dan tetap dilestarikan hingga kini. Tradisi-tradisi ini, termasuk upacara adat, masih dijalankan pada momen-momen tertentu. Saat ini, upacara adat Papua tidak hanya berfungsi sebagai ritual, tetapi juga menjadi daya tarik wisata bagi para pengunjung.

Ragam Upacara Adat Papua dan Filosofinya

1. Upacara Adat Papua: Wor, Ritual untuk Meminta Perlindungan

Upacara Wor adalah tradisi turun-temurun dari Suku Biak yang mendiami berbagai wilayah di Papua. Ritual ini memiliki makna religius yang erat kaitannya dengan kehidupan spiritual masyarakat Biak, sehingga hampir setiap aspek kehidupan sosial mereka sering diwarnai oleh pelaksanaan Wor.

Bagi masyarakat Biak, Upacara Wor adalah kewajiban yang harus dilakukan oleh keluarga inti, melibatkan kerabat dari pihak suami dan istri. Tujuan utama dari upacara ini adalah untuk memohon perlindungan kepada penguasa alam semesta bagi anak-anak mereka.

Upacara Wor juga diyakini memberikan perlindungan pada setiap tahapan penting dalam kehidupan seseorang. Tradisi ini biasanya digelar untuk mengiringi perkembangan fisik dan spiritual anak, mulai dari dalam kandungan, saat lahir, hingga masa tua, bahkan kematian.

Secara keseluruhan, Upacara Wor menjadi simbol penting dalam menjaga hubungan religius dan spiritual antara masyarakat Biak dan alam semesta, serta menjaga keseimbangan dalam setiap siklus kehidupan.

2. Upacara Adat Papua: Tanam Sasi, Upacara Adat Kematian oleh Suku Marind Anim

Upacara Tanam Sasi adalah ritual kematian dari Suku Marind di Kabupaten Merauke, Papua Barat. Kayu sasi ditanam 40 hari setelah seseorang meninggal dan dicabut setelah seribu hari. Upacara ini berperan penting dalam mempopulerkan ukiran kayu khas Papua hingga ke mancanegara.

Tanam Sasi memiliki makna mendalam bagi Suku Marind, termasuk kehadiran leluhur, ungkapan duka, simbol kepercayaan, dan keindahan seni. Tarian Gatsi, yang ditampilkan saat upacara dan festival tusuk telinga, mengingatkan pentingnya mematuhi adat. Selama tarian, Tifa, alat musik khas Papua yang terbuat dari kayu susu dan kulit biawak atau rusa, dimainkan.

3. Upacara Adat Papua: Kiuturu Nandauw

Di Papua, terdapat sejumlah upacara adat penting yang dilakukan oleh orang tua untuk anak-anak mereka sebagai bagian dari tradisi turun-temurun. Salah satunya adalah Upacara Kiuturu Nandauw, atau dikenal juga sebagai Kakarukrorbun. Upacara ini menandai potong rambut pertama bagi anak-anak yang mencapai usia lima tahun dan masih dilaksanakan hingga kini.

4. Upacara Adat Papua Iris Telinga: Tradisi Nasu Palek

Upacara adat Nasu Palek dari Suku Dani dianggap cukup ekstrem. Tradisi ini melibatkan pengirisan telinga sebagai ungkapan duka cita ketika anggota keluarga meninggal. Bagi masyarakat Suku Dani, setiap irisan telinga melambangkan penghormatan kepada orang tua atau saudara yang telah berpulang.

5. Menangkap Ikan di Laut: Snap Mor

Upacara adat Snap Mor adalah tradisi menangkap ikan saat air laut surut, dilakukan secara beramai-ramai oleh masyarakat Suku Biak di Papua. Snap Mor biasanya dilaksanakan antara bulan Juli dan Agustus, saat air surut. Tradisi ini menunjukkan pengetahuan Suku Biak tentang waktu yang tepat untuk menangkap ikan. Selain itu, Snap Mor juga mencerminkan nilai kebersamaan dan rasa syukur masyarakat Biak atas berkah yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa.

6. Tradisi Iki Palek

Upacara Iki Palek, yang terkait dengan Nasu Palek, dikenal sebagai tradisi potong jari yang dianggap ekstrem. Upacara ini dilaksanakan ketika seorang anggota keluarga meninggal, sebagai ungkapan kesedihan dan duka cita.

Masyarakat Suku Dani percaya bahwa menangis tidak cukup untuk mengekspresikan kesedihan. Kehilangan anggota keluarga dianggap sebagai kehilangan sebagian kekuatan diri. Dalam upacara Iki Palek, satu ruas jari dipotong sebagai simbol kesedihan atas kepergian orang terdekat. Proses ini biasanya dilakukan dengan kapak, pisau tradisional, atau dengan menggigit jari hingga putus.

Umumnya, upacara Iki Palek dilakukan oleh wanita, meskipun terkadang pria juga ikut berpartisipasi.

7. Perkawinan Suku Biak

Masyarakat Suku Biak di Papua menjodohkan anak-anak sejak kecil dan menjalani prosesi sebelum pernikahan, termasuk pinangan (senepen), lamaran (fakfuhen), dan pernikahan.

Pernikahan Suku Biak umumnya sederhana, dengan pengantin mengenakan pakaian adat dan resepsi di rumah pengantin pria. Prosesnya dimulai dengan penyerahan benda pusaka, seperti parang dan panah, dari kedua belah pihak.

Setelah itu, pengantin menghisap sebatang rokok bergantian sambil didoakan oleh tetua suku, lalu keluarga berkumpul untuk makan bersama.

Sebelum pernikahan, prosesi Aratem dilakukan untuk mengantarkan mas kawin, diiringi tarian dan nyanyian oleh rombongan keluarga pengantin pria.

Itulah informasi seputar Upacara Adat Papua. Apakah Anda semakin tertarik berkunjung ke Papua? Ayo luangkan waktu liburan Anda untuk mengunjungi Papua.

Disamping itu, jika Anda sedang berada di Papua, jangan lupa untuk berkunjung ke Asuransi Sinar Cabang Papua. Yuk kunjungi Asuransi Sinar Mas Cabang Papua pada halaman berikut:

1. Asuransi Sinar Mas Kantor Pemasaran Jayapura

2. Asuransi Sinar Mas Marketing Poin Biak

3. Asuransi Sinar Mas Marketing Poin Merauke

Perkuat rasa cintamu pada Indonesia dengan menambah wawasan budaya nusantara di saluran whatsapp ini.

Jelajah Nusantara

Sumber:

  1. "5 Upacara Adat Papua, Ada Bakar Batu", https://regional.kompas.com/read/2023/08/04/
    164317978/5-upacara- adat-papua-ada-bakar-batu?page=all.
  2. https://www.gramedia.com/literasi/upacara-adat-papua/
  3. https://www.traveloka.com/id-id/explore/destination/mengenal-upacara- adat-papua-yang-unik-acc/330907.
  4. https://kumparan.com/sejarah-dan-sosial/5-contoh-upacara-adat-papua- yang-menarik-diketahui-22VtrVPBsWd/3.