Pesona Budaya Bangka Belitung: Mengenal 5 Upacara Adat yang Unik
Menghadiri upacara adat Bangka Belitung adalah pengalaman menarik saat mengunjungi kepulauan ini. Nama Bangka Belitung langsung mengingatkan kita pada keindahan alamnya, seperti yang terlihat dalam film "Laskar Pelangi," yang menampilkan pesona di perairan timur Sumatera.
Kepulauan ini juga kaya akan budaya dan tradisi yang diwariskan turun-temurun, serta beberapa yang terpengaruh budaya luar. Tradisi ini dijaga oleh penduduk setempat, termasuk upacara adat yang integral dalam kehidupan mereka.
Tak heran jika Bangka Belitung menarik banyak wisatawan. Pastikan untuk menyaksikan upacara adat yang diadakan oleh penduduk setempat. Berikut adalah beberapa upacara adat di kepulauan Bangka Belitung yang perlu Anda ketahui.
1. Nujuh Jerami
Upacara Adat Nujuh Jerami adalah seremonial yang dilaksanakan oleh komunitas Orang Lom di Dusun Air Abik dan Dusun Pejam, Provinsi Bangka Belitung. Kegiatan ini diadakan pada bulan purnama sesuai penanggalan Tionghoa atau setiap bulan April, sebagai ungkapan syukur atas keberhasilan panen, terutama beras merah.
Menurut tokoh adat, ritual ini berasal dari mimpi seorang leluhur yang mengorbankan dua anaknya sebagai tumbal, yang kemudian dibuang ke laut dan daratan. Tumbal yang dibuang ke laut diyakini menjadi ikan, sementara yang ke daratan menjadi padi. Orang Lom percaya bahwa ikan dan padi merupakan satu kesatuan. Sejak saat itu, komunitas ini melaksanakan ritual persembahan, yang dikenal sebagai sedekah Gebong (sedekah kampung), sebagai bentuk rasa syukur.
Nujuh Jerami merupakan peringatan penting bagi penduduk di daerah Lom, terutama di Dusun Air Abik dan Dusun Pejam, dan tradisi ini telah dilestarikan sejak zaman nenek moyang.
2. Rebo Kasan
Rebo Kasan adalah upacara tradisional yang dilaksanakan pada Rabu terakhir bulan Syafar oleh masyarakat Desa Air Anyir, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka, sebagai ritual tolak bala untuk memohon perlindungan dari bencana. Upacara ini diadakan di Dusun Temberan dan Dusun Mudal di tepi pantai.
Nama Rebo Kasan berasal dari "Rabu Kasat," yang berarti terakhir. Masyarakat berkumpul untuk doa bersama dan menyiapkan makanan di dulang, ketupat lepas, serta air wafak. Ritual meliputi Adzan, doa tolak bala, dan penarikan ketupat, yang kini juga dilakukan di masjid dengan ketupat dibuang ke laut.
Awalnya diadakan secara mandiri, sekarang Pemerintah Kabupaten Bangka menjadikannya kegiatan tahunan untuk mendukung pariwisata. Upacara terdiri dari dua rangkaian budaya: ritual tolak bala dan tradisi nganggung, serta dimeriahkan perlombaan dan hiburan rakyat. Masyarakat percaya bahwa bencana diturunkan pada Rabu terakhir bulan Syafar, sehingga upacara ini bertujuan menolak bala dan berharap hasil tangkapan nelayan melimpah. Acara diakhiri dengan makan bersama di masjid.
3. Maras Tahun
Awalnya, upacara Maras Tahun diadakan untuk merayakan hasil panen padi di Kepulauan Bangka Belitung. Namun, kini upacara ini juga berfungsi sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat terhadap petani dan nelayan.
"Maras" berarti memotong, dan "tahun" berarti tahun, mencerminkan bahwa masyarakat Bangka Belitung meninggalkan tahun sebelumnya dengan rasa syukur dan harapan untuk tahun yang lebih baik. Upacara Maras Tahun berlangsung selama tiga hari, diisi dengan berbagai kesenian daerah, seperti tari piring khas Minang dan pertunjukan teater Dulmuluk.
Maras Tahun mencerminkan masyarakat yang mengucapkan syukur saat meninggalkan tahun lalu dan memohon agar tahun mendatang membawa lebih banyak berkah. Meskipun tradisi Maras Tahun telah menjadi budaya di seluruh Belitung, perayaan rutin hanya diagendakan di Desa Selat Nasik, tempat asal tradisi ini.
4. Mandi Belimau
Mandi Belimau adalah ritual adat warga Bangka Belitung untuk menyucikan diri menjelang bulan Ramadhan. Upacara ini merupakan warisan leluhur yang dilaksanakan turun-temurun.
Tradisi ini diyakini diperkenalkan oleh Depati Bahrein, keturunan Kerajaan Mataram, yang melarikan diri ke Pulau Bangka dari pasukan Belanda. Diperkirakan, Mandi Belimau sudah ada sejak 1.700 tahun lalu sebagai penebusan dosa saat Depati Bahrin melarikan diri.
Ritual ini dilanjutkan oleh tokoh masyarakat, seperti Akek Pok dan Akek Jok, serta warga di hulu Sungai Baturusa, seminggu sebelum Ramadan atau pada minggu terakhir bulan Sya'ban.
Mandi Belimau dilakukan sebagai ungkapan syukur dan harapan untuk bulan penuh berkah, menggunakan air yang dicampur jeruk nipis atau jeruk limau. Tradisi ini mencerminkan keunikan dan antusiasme masyarakat Kimak dalam melaksanakan ritual tersebut.
5. Sepintu Sedulang
Tradisi Adat Nganggung Sepintu Sedulang yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Bangka melibatkan semua elemen masyarakat tanpa memandang ras atau etnis, menciptakan kesatuan dalam pelaksanaannya.
Sepintu Sedulang adalah semboyan yang mencerminkan semangat persatuan, kesatuan, dan gotong royong di Pulau Bangka Belitung. Tradisi ini berlangsung saat pesta kampung, di mana makanan disajikan kepada tamu menggunakan dulang (nampan) di masjid.
Nganggung, yang merupakan sebutan lain untuk Sepintu Sedulang, melibatkan setiap rumah warga mengantarkan makanan dengan dulang. Selain menikmati keindahan alam Bangka Belitung, kamu juga dapat memperluas wawasan tentang upacara adat setempat. Jika ingin menyaksikan keunikan tradisi yang dijaga oleh masyarakat, kunjungilah langsung Kepulauan Bangka Belitung.
Itulah informasi seputar Upacara Adat di Bangka Belitung. Apakah Anda semakin tertarik berkunjung ke Kepulauan Bangka Belitung? Ayo luangkan waktu liburan Anda untuk mengunjungi Kepulauan Bangka Belitung.
Disamping itu, jika Anda sedang berada di Kepulauan Bangka Belitung, jangan lupa untuk berkunjung ke Asuransi Sinar Cabang Bangka Belitung. Yuk kunjungi Asuransi Sinar Mas Cabang Bangka Belitung pada halaman berikut:
1. Asuransi Sinar Mas Kantor Pemasaran Pangkalpinang
2. Asuransi Sinar Mas Kantor Pemasaran Bangka Belitung
Sumber:
- https://www.traveloka.com/id-id/explore/destination/mengenal-upacara- adat-di-bangka-belitung-acc/331334.
- https://id.wikipedia.org/wiki/Upacara_Adat_Nujuh_Jerami.
- https://id.wikipedia.org/wiki/Rebo_Kasan.
- https://www.belitungisland.com/news/mengenal-tradisi-maras-taun- yang-melegenda-di-belitung/.
- "Mandi Belimau: Tradisi Menyambut Bulan Ramadhan di Kepulauan Bangka Belitung", https://www.kompasiana.com/dina010902/64808d8908a8b56a610cc5b3/mandi-belimau-tradisi-menyambut-bulan-ramadhan-di-kepulauan-bangka-belitung.
- https://www.bangka.go.id/?q=content/tradisi-nganggung-sepintu- sedulang-semua-etnis-bangka-berbaur-0.