September 23, 2024

Menelusuri Sejarah Surabaya: Dari Majapahit hingga Kota Metropolitan

Surabaya, ibu kota Provinsi Jawa Timur, adalah kota terbesar di provinsi tersebut dan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Terletak 800 km sebelah timur Jakarta dan 435 km sebelah barat laut Denpasar, Bali, Surabaya berada di pantai utara Pulau Jawa, menghadap Selat Madura dan Laut Jawa.

Surabaya dijuluki Kota Pahlawan karena peran pentingnya dalam Pertempuran 10 November 1945, di mana Arek-Arek Suroboyo berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari serangan Sekutu. Selain itu, Surabaya pernah menjadi kota terbesar di Hindia Belanda dan pusat niaga di Nusantara, sejajar dengan Hong Kong dan Shanghai pada masanya. Menurut Bappenas, Surabaya kini menjadi salah satu dari empat kota pusat pertumbuhan di Indonesia, bersama Medan, Jakarta, dan Makassar.

Asal-usul Kota Surabaya dan Sejarahnya

Menurut buku Dongeng Nusantara; Asal Usul Surabaya, Terciptanya Situ Bagendit, Asal Mula Selat Bali oleh Bambang Joko Susilo (2019:10), asal-usul kota Surabaya pertama kali tercatat dalam kitab Negarakertagama melalui pidato Raja Hayam Wuruk dari Kerajaan Majapahit. Pidato tersebut, yang ditulis di daun lontar pada tahun 1635, menyebut bahwa nama Surabaya berasal dari kata 'sura' yang berarti 'berani' dan 'baya' yang berarti 'bahaya,' sehingga secara harfiah Surabaya berarti 'berani menghadapi bahaya.'

Surabaya juga dikenal melalui cerita rakyat tentang pertarungan antara ikan hiu bernama Sura dan buaya bernama Baya. Dikisahkan bahwa di lautan luas, Sura dan Baya sering bertarung memperebutkan mangsa. Keduanya sama-sama kuat dan tangkas, sehingga tidak ada yang pernah menang atau kalah.

Akhirnya, mereka sepakat untuk membagi wilayah kekuasaan: Sura menguasai air, sementara Baya menguasai daratan. Namun, ketenangan ini berakhir ketika Sura melanggar kesepakatan dengan mencari mangsa di sungai secara diam-diam. Baya yang mengetahui hal ini marah, dan pertempuran sengit pun kembali terjadi hingga air di sekitar mereka memerah oleh darah.

Dalam pertarungan itu, Baya digigit Sura di pangkal ekor sebelah kanan, menyebabkan ekor Baya selalu bengkok ke kiri. Sura juga mengalami cedera parah di ekor dan kemudian kembali ke lautan. Akhirnya, Baya merasa puas karena berhasil mempertahankan wilayahnya.

Pada 31 Mei 2024, warga Surabaya akan merayakan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) yang ke-731. Konon, kota ini telah berdiri sejak zaman Kerajaan Majapahit. Mari kita kembali menelusuri sejarah berdirinya.

Sejak awal, Surabaya selalu terkait dengan berbagai peristiwa heroik yang terjadi di wilayah ini, menjadikannya pantas disebut Kota Pahlawan. Nama Surabaya sendiri berasal dari dua kata, yaitu "sura" yang berarti berani dan "baya" yang berarti bahaya. Secara harfiah, Surabaya diartikan sebagai keberanian menghadapi bahaya.

Sejarah Surabaya pada Zaman Majapahit

Beberapa sumber menyebutkan bahwa Surabaya terbentuk sejak zaman Majapahit, ditandai dengan kemenangan Raden Wijaya, raja pertama Majapahit, melawan pasukan Mongol pada tahun 1293.

Pasukan Mongol, dipimpin oleh Kubilai Khan, berlabuh di pesisir utara Jawa, Tuban, pada tahun 1289 dan bergerak ke arah timur hingga pesisir yang kini disebut Tanjung Perak. Mereka datang untuk menyerang Raja Kertanegara dari Singasari yang telah menyiksa utusan Kubilai Khan.

Namun, Kubilai Khan tidak menyadari bahwa Kertanegara sudah terbunuh oleh Jayakatwang sebelum pasukannya tiba di Jawa. Raden Wijaya, menantu Kertanegara, memanfaatkan situasi ini dengan membujuk tentara Mongol untuk menyerang Jayakatwang. Setelah kemenangan tersebut, Raden Wijaya berbalik menyerang pasukan Mongol dan mengusir mereka dari Jawa.

Pertempuran antara pasukan Raden Wijaya dan Mongol terjadi di wilayah Surabaya pada 31 Mei 1293, yang mengukuhkan Raden Wijaya sebagai raja pertama Majapahit.

Meskipun demikian, nama Surabaya belum dikenal secara resmi pada masa itu. Nama Surabaya atau Surabhaya baru muncul dalam Prasasti Trowulan I atau Prasasti Canggu yang ditulis pada tahun 1358, semasa pemerintahan Hayam Wuruk di Majapahit.

Sejarah Surabaya pada Masa Hindia Belanda

Pengaruh VOC semakin melemahkan posisi Mataram Islam, terutama setelah Gubernur Jenderal VOC, Baron van Imhoff, memperoleh kendali penuh atas wilayah pantai utara Jawa dan Madura. Namun, di bawah kekuasaan VOC, Surabaya berkembang pesat sebagai kota dagang dan menjadi pusat pemerintahan VOC di Jawa bagian timur.

Setelah VOC bangkrut pada 1799, pemerintah Hindia Belanda mengambil alih kekuasaan di Surabaya. Di bawah Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels, berbagai proyek besar dibangun untuk mendukung kepentingan Hindia Belanda.

Daendels membangun Benteng Prins Hendrik di muara Kalimas sekitar tahun 1830 sebagai pusat kota. Selain itu, ia mendirikan deretan perkantoran dan fasilitas publik, termasuk kantor residen, kantor pos, ruko, barak, bengkel, dan gereja bergaya arsitektur khas Eropa.

Transformasi ini mengubah Surabaya dari kota dagang menjadi kota metropolitan. Pada tahun 1906, Surabaya ditetapkan sebagai pusat keresidenan di Jawa Timur, membawahi enam kabupaten, yaitu Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, Jombang, Gresik, dan Lamongan.

Sejarah Surabaya pada Masa Kemerdekaan

Keberhasilan Surabaya terguncang ketika pemerintah Hindia Belanda runtuh. Situasi kota berubah kacau saat Perang Pasifik pecah, dengan Jepang menyerbu kekuasaan Eropa di Asia, termasuk Indonesia.

Pada tahun 1942, Jepang berhasil memenangkan Perang Pasifik dan mengambil alih kekuasaan Hindia Belanda. Jepang kemudian melancarkan propaganda anti-Barat untuk mendukung perjuangannya dalam Perang Dunia II.

Segera setelah itu, Jepang menghancurkan segala jejak pemerintahan Belanda dan Eropa. Namun, keadaan ini tidak berlangsung lama, karena Jepang akhirnya kalah dari Sekutu dalam Perang Dunia II.

Indonesia memanfaatkan momentum tersebut dengan memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, yang dibacakan oleh Soekarno dan Hatta.

Berita proklamasi dengan cepat menyebar, dan warga Surabaya menyambutnya dengan semangat yang membara. Semangat ini mencapai puncaknya ketika arek-arek Suroboyo memenangkan Pertempuran 10 November 1945 dan berhasil mengusir tentara Jepang.

Itulah informasi tentang Sejarah Surabaya. Ayo luangkan waktu liburan Anda untuk mengunjungi Jawa Timur.

Disamping itu, jika Anda sedang berada di Jawa Timur, jangan lupa untuk berkunjung ke Asuransi Sinar Mas Cabang Jawa Timur.

1. Asuransi Sinar Mas Cabang Surabaya

2. Asuransi Sinar Mas Cabang Malang

3. Asuransi Sinar Mas Kantor Pemasaran Gresik

4. Asuransi Sinar Mas Kantor Pemasaran Jember

5. Asuransi Sinar Mas Kantor Pemasaran Kediri

6. Asuransi Sinar Mas Kantor Pemasaran Mojokerto

7. Asuransi Sinar Mas Kantor Pemasaran Madiun

8. Asuransi Sinar Mas Kantor Pemasaran Sidoarjo

9. Asuransi Sinar Mas Kantor Pemasaran Banyuwangi

10. Asuransi Asuransi Sinar Mas Kantor Pemasaran Agency Surabaya

11. Asuransi Sinar Mas Kantor Pemasaran Agency Malang

12. Asuransi Sinar Mas Marketing Poin Agency Klampis - Surabaya

Sumber:

  1. https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Surabaya.
  2. https://kumparan.com/berita-terkini/asal-usul-kota-surabaya-lengkap-dengan-sejarah-terbentuknya-20qsMN4bynn/full.
  3. "Asal-usul Kota Surabaya Sejak Zaman Majapahit hingga Kemerdekaan 1945" https://www.detik.com/jatim/budaya/d-7365055/asal-usul-kota-surabaya-sejak-zaman-majapahit-hingga-kemerdekaan-1945.