Upacara Adat di Kepulauan Riau: Menyaksikan Keindahan Budaya dan Tradisi Lokal
Riau adalah destinasi wisata menarik dengan keindahan alam, suasana segar, dan makanan lezat. Tradisi adat yang masih lestari, termasuk berbagai upacara adat, juga menambah daya tariknya.
Upacara adat di Indonesia, termasuk Riau, memiliki filosofi mendalam dan menarik bagi wisatawan. Mengenal tradisi dari berbagai daerah memberikan pengalaman unik yang memperkaya pengetahuan budaya kita.
Setiap daerah memiliki upacara adat unik yang menarik perhatian wisatawan. Di Riau, keberagaman upacara adat terus dilestarikan oleh masyarakat setempat.
Beberapa contoh Upacara Adat di Kepulauan Riau:
1. Upacara Tepuk Tepung Tawar
Upacara adat di Indonesia, termasuk Tepuk Tepung Tawar di Riau, bertujuan untuk mensyukuri nikmat dan pencapaian. Upacara ini telah ada sejak zaman kerajaan dan dilakukan untuk merayakan momen penting seperti pernikahan, khitan, atau pembelian rumah. Tanpa Tepuk Tepung Tawar, kesuksesan dianggap kurang afdhal.
Proses upacara melibatkan beberapa tahapan: pertama, daun perenjis dicelupkan dalam bedak, jeruk, dan bunga mawar, kemudian direnjis pada punggung tangan. Selanjutnya, penepuk menaburkan beras kunyit, bunga rampai, dan bertih, merenjis air percung, dan mengoleskan inai pada kedua tangan, diakhiri dengan mengangkat tangan seperti mengucapkan salam.
Jumlah penepuk harus ganjil, dimulai dari tiga. Hingga kini, masyarakat Riau masih melestarikan tradisi ini, yang menjadi simbol doa untuk keberhasilan dalam berbagai prosesi adat, seperti pernikahan, khataman Alquran, dan syukuran.
Berikut adalah versi yang lebih ringkas:
2. Tradisi Balimau Kasai
Balimau Kasai adalah upacara tradisional penting bagi masyarakat Kampar di Riau, dilaksanakan sehari sebelum Ramadhan sebagai ungkapan syukur dan kegembiraan. Tradisi ini juga meriah di Kepulauan Riau, di mana masyarakat menyambut bulan suci dengan bahagia.
Istilah "Balimau Kasai" berasal dari Kampar; upacara serupa di daerah lain disebut dengan nama berbeda, seperti Balimau di Indragiri Hulu. Upacara ini melambangkan pembersihan diri dengan mandi menggunakan air campuran limau di sungai.
Prosesnya melibatkan beberapa tahapan dan memerlukan alat serta bahan, termasuk rempah-rempah. Sebelum ke sungai, masyarakat biasanya berziarah ke makam tokoh setempat. Keesokan harinya, mereka meminum ramuan dari pemimpin upacara dan menyiramkan air tersebut kepada warga. Pemimpin upacara, biasanya lima orang, mengenakan baju berwarna hitam, kuning, abu-abu, merah, dan hijau.
3. Tradisi Belian
Upacara adat Belian adalah pengobatan tradisional masyarakat Riau untuk memohon kesembuhan dari penyakit. Dilaksanakan oleh Suku Petalangan, upacara ini dilakukan ketika seseorang sakit, ibu kesulitan melahirkan, atau saat wabah penyakit.
"Belian" berarti persembahan, yang menunjukkan ungkapan syukur kepada Tuhan untuk menghapus kesusahan. Dipimpin oleh dukun pada malam hari, upacara ini melibatkan mantra untuk memanggil roh.
Umumnya, Belian diadakan di rumah orang sakit, dihadiri keluarga dan sanak saudara, tetapi juga bisa dilakukan di tempat yang lebih besar. Terdapat dua jenis upacara: belian kocik (kecil) untuk kasus biasa, dan belian bose (besar) jika tidak ada perubahan setelah belian kocik.
4. Upacara Menyemah Laut
Upacara Menyemah Laut adalah tradisi masyarakat pesisir untuk melestarikan laut dan isinya, serta meminta keselamatan.
Ritual ini mengandung unsur mistis, bertujuan menghindari makhluk halus seperti Raja Nuh dan Tuk Putih. Masyarakat berlayar ke tengah laut, menyebarkan sesajen, dan mengucapkan permohonan kepada makhluk halus untuk keselamatan dan kesembuhan dari gangguan mereka.
5. Upacara Pra Pernikahan Adat Riau
Upacara pernikahan di Indonesia sangat beragam, termasuk di Riau. Sebelum kedua mempelai resmi menikah, ada 11 tahap pra-pernikahan yang harus dilalui:
- Merisik: Keluarga calon pengantin pria menilai kecocokan calon pengantin wanita.
- Merasi: Meramalkan kecocokan pasangan.
- Meminang: Mengajukan lamaran.
- Mengantar Tanda: Mengantarkan seserahan.
- Mengantar Belanja: Menyediakan kebutuhan pesta pernikahan.
- Mengajak dan Menjemput: Menentukan pihak yang akan mengajak dan menjemput.
- Menggantung-Gantung: Mempersiapkan pelaminan adat dan membersihkan rumah pengantin wanita.
- Berandam: Menghilangkan rambut halus pada kedua calon mempelai.
- Lima Manis Lima Setawar: Ritual doa untuk memohon anak yang rupawan.
- Berinai: Menghias kuku kaki dan tangan dengan inai sebagai tolak bala.
6. Upacara Adat Sembahyang Kubur
Ritual Ceng Beng, atau sembahyang kubur, mencerminkan sikap masyarakat Tionghoa yang menghormati leluhur. Seluruh keluarga, baik di Pangkalpinang maupun di perantauan, berusaha pulang untuk melaksanakan ritual ini.
Perayaan Ceng Beng juga berdampak positif pada perekonomian daerah. Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencatat jumlah penumpang angkutan udara pada Februari 2023 mencapai 66,56 ribu orang, turun 20,23 persen dari bulan sebelumnya yang mencapai 83,44 ribu orang, akibat tidak adanya perayaan hari besar yang mengurangi kunjungan wisatawan.
Itulah informasi seputar Upacara Adat di Kepulauan Riau, Apakah Anda semakin tertarik untuk berkunjung ke Kepualauan Riau? Ayo luangkan waktu liburan Anda untuk mengunjungi Kepualauan Riau
Disamping itu, jika Anda sedang berada di Kepualauan Riau, jangan lupa untuk berkunjung ke Asuransi Sinar Mas Cabang Kepualauan Riau. Yuk kunjungi Asuransi Sinar Mas Cabang Kepualauan Riau pada halaman berikut:
1. PT Asuransi Sinar Mas Kantor Pemasaran Tanjung Pinang
2. PT Asuransi Sinar Mas Cabang Batam
3. PT Asuransi Sinar Mas Kantor Pemasaran Agency Batam
Sumber:
- https://www.traveloka.com/id-id/explore/destination/mengenal-upacara-adat-riau-acc/330984.
- https://kumparan.com/berita-terkini/5-upacara-adat-riau-yang-masih-dilestarikan-oleh-masyarakatnya-1yYv3Nz3u4X/2.
- https://www.antaranews.com/berita/3478377/
mengulik-ceng-beng- tradisi-etnis-tionghoa-
menghormati-leluhur.