October 23, 2024

Jejak Sejarah Kalimantan Timur: Dari Kerajaan Kutai Martadipura hingga Provinsi Modern

Kalimantan Timur merupakan salah satu wilayah yang menjadi pelopor peradaban di Indonesia. Bukti sejarah ini diperkuat dengan adanya situs Kerajaan Kutai Martadipura, yang dikenal juga sebagai Kerajaan Mulawarman, di Kecamatan Muara Kaman. Kerajaan yang didirikan pada abad ke-4 ini dipimpin oleh Raja Mulawarman Nala Dewa, tokoh yang sangat terkenal. Kekuasaan keturunan Raja Mulawarman berlanjut hingga pemerintahan Maharaja Derma Setia, raja ke-25 yang berkuasa pada abad ke-13. Namun, kejayaan Kerajaan Kutai Martadipura berakhir setelah ditaklukkan oleh Kerajaan Kutai Kartanegara. Kemudian, dengan masuknya penjajah Belanda ke wilayah ini, proses pembentukan Provinsi Kalimantan Timur dimulai, yang akhirnya resmi terbentuk pada 1 Januari 1957, sebagai hasil pemekaran dari Provinsi Kalimantan.

Kalimantan Timur awalnya jarang dihuni dan memiliki beberapa kerajaan. Pada abad ke-17, Kesultanan Makassar berdagang di wilayah ini, dan pada tahun 1787, Sultan Tahmidullah II dari Banjar menyerahkan wilayah tersebut kepada VOC Belanda. Setelah pembentukan Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 1956, wilayah ini mengalami pemekaran dan perubahan administratif. Pada tahun 2012, Provinsi Kalimantan Timur dimekarkan menjadi Provinsi Kalimantan Utara.

Untuk lebih jelasnya simak beberapa penjelasan sejarah Kalimantan Timur.

Masa Prasejarah

Zaman Glaisal

Sejarah Kalimantan Timur terbilang sangat tua. Para ahli sejarah menyatakan bahwa wilayah ini telah dihuni manusia sejak zaman es (glasial) oleh penduduk dari ras Negrid Weddid, yang kini telah punah. Sekitar 3000 SM, kelompok Proto Melayu atau Melayu Tua mulai menetap di Kalimantan Timur, diikuti oleh gelombang migrasi kedua sekitar tahun 500 SM, yaitu kelompok Deutro Melayu atau Melayu Muda.

Periode Sejarah

Sejarah Kalimantan Timur dimulai dengan berdirinya Kerajaan Kutai pada abad ke-4, yang merupakan kerajaan Hindu pertama di Nusantara dan terletak di Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara.

Kerajaan Kutai mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-5, menjalin hubungan diplomatik dengan kerajaan-kerajaan di India. Namun, kerajaan ini runtuh pada abad ke-13, dan wilayah Kalimantan Timur kemudian dikuasai oleh berbagai kerajaan, termasuk Kesultanan Banjar, Kesultanan Kutai, dan Kesultanan Pasir.

Pada abad ke-19, Kalimantan Timur menjadi bagian dari Hindia Belanda dan bergabung dengan Indonesia setelah kemerdekaan pada tahun 1945.

Masa Kerajaan/Kesultanan

Kerajaan Kutai

Kesatuan politik di Kalimantan Timur bermula dari Kerajaan Kutai Martadipura atau Kutai Martapura, yang berdiri pada abad ke-4 M (sekitar tahun 300 M) di Muara Kaman. Kerajaan ini telah menjalin hubungan dagang dengan India, sehingga menjadi pusat penyebaran agama Hindu dan perdagangan. Pendiri kerajaan tersebut adalah Kundungga, seorang tokoh dari Kerajaan Campa (Kamboja), sementara raja pertama yang resmi memerintah adalah Aswawarman, pendiri dinasti kerajaan, yang diberi gelar "Wangsakarta" yang berarti "pembentuk keluarga."

Aswawarman memiliki tiga putra, salah satunya adalah Mulawarman. Di bawah kepemimpinan Maharaja Mulawarman, Kerajaan Kutai Martadipura mencapai puncak kejayaannya dan menjadi kerajaan yang besar. Kebesaran ini terbukti melalui berbagai kegiatan yang dilaksanakan, seperti:

Setiap tahun, raja mengadakan upacara sedekah di Waprakeswara, sebidang tanah suci. Pada upacara ini, raja membagikan hadiah berupa emas, tanah, dan ternak kepada para brahmana secara adil. Sebagai bentuk penghargaan, rakyat menunjukkan rasa terima kasih kepada raja dengan cara:

  • Mengadakan kenduri untuk keselamatan raja.
  • Mendirikan tugu prasasti yang berisi tulisan-tulisan tentang kebesaran raja.

Maharaja Mulawarman juga memperluas wilayah kerajaannya dengan menaklukkan kerajaan-kerajaan di sekitarnya. Raja-raja yang ditaklukkan diwajibkan membayar upeti kepada Mulawarman.

Kesultanan Kutai Kartanegara

Kerajaan Kutai Kartanegara, yang kemudian dikenal sebagai Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura, berdiri pada awal abad ke-13 di daerah Tepian Batu atau Kutai Lama (sekarang desa di Kecamatan Anggana). Raja pertama kerajaan ini adalah Aji Batara Agung Dewa Sakti (1300-1325). Dalam Kakawin Nagarakretagama, kerajaan ini disebut sebagai Kerajaan Tanjung Kute, salah satu daerah taklukan Pulau Kalimantan oleh Patih Gajah Mada dari Majapahit.

Pada abad ke-16, di bawah pimpinan Raja Aji Pangeran Sinum Panji Mendapa, Kerajaan Kutai Kartanegara menaklukkan Kerajaan Kutai di Muara Kaman dan menggabungkannya. Kerajaan ini kemudian dinamakan Kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.

Pada abad ke-17, agama Islam yang diperkenalkan oleh Tuan Tunggang Parangan diterima dengan baik oleh Kerajaan Kutai Kartanegara yang dipimpin oleh Aji Raja Mahkota Mulia Alam. Sebutan Raja diganti menjadi Sultan, dengan Sultan Aji Muhammad Idris (1735-1778) sebagai sultan pertama yang menggunakan nama Islam. Setelah itu, nama kerajaan berganti menjadi Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura.

Kesultanan ini mengalami tiga kali perpindahan ibu kota: dari Kutai Lama ke Pemarangan, dan akhirnya ke Tepian Pandan.

Kesultanan Berau

Kesultanan Berau, yang berdiri pada abad ke-14, terletak di wilayah Kabupaten Berau saat ini. Raja pertamanya adalah Baddit Dipattung, yang bergelar Aji Raden Suryanata Kesuma, dan istrinya Baddit Kurindan, bergelar Aji Permaisuri. Pusat pemerintahan berada di Sungai Lati, Kecamatan Gunung Tabur. Pada generasi ke-13, Kesultanan Berau terpecah menjadi dua entitas: Kesultanan Gunung Tabur dan Kesultanan Sambaliung.

Kesultanan Gunung Tabur

Kesultanan Gunung Tabur muncul sebagai salah satu hasil pemecahan Kesultanan Berau sekitar tahun 1810-an. Pada periode yang sama, agama Islam mulai masuk ke wilayah ini melalui ulama Imam Sambuayan yang menetap di sekitar Desa Sukan. Kesultanan ini terletak di Kecamatan Gunung Tabur, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.

Kesultanan Sambaliung

Kesultanan Sambaliung juga merupakan hasil pemecahan Kesultanan Berau sekitar tahun 1810-an. Sultan pertama Sambaliung adalah Sultan Alimuddin, yang dikenal sebagai Raja Alam. Raja Alam, keturunan dari Baddit Dipattung (Aji Suryanata Kesuma), memindahkan ibu kota kerajaan ke Tanjung Batu Putih pada tahun 1810. Kesultanan Sambaliung kemudian berkembang di wilayah ini hingga generasi ke-9, Aji Dilayas, yang memiliki dua anak: Pangeran Tua dan Pangeran Dipati. Pergantian pemerintahan antara keturunan mereka sering menimbulkan ketegangan dan insiden.

Kesultanan Bulungan

Kesultanan Bulungan, atau Bulongan, berdiri pada tahun 1731 dan menguasai wilayah pesisir Kabupaten Bulungan, Malinau, Nunukan, dan Kota Tarakan saat ini. Raja pertama adalah Wira Amir (Amiril Mukminin), dan raja terakhir adalah Datuk Tiras (Sultan Maulana Muhammad Djalalluddin, 1931-1958). Kesultanan ini didirikan oleh kelompok Kayan dari Uma 'Apan, Apo Kayan, yang menetap di dekat pantai pada abad ke-7. Pada tahun 1650, pernikahan seorang putri dengan pria dari Brunei mendirikan tradisi Hindu di Tanjung Selor. Dinasti ini masuk Islam pada tahun 1750, mengakui pengaruh Sultan Berau dan Kerajaan Kutai.

Pada tahun 1850, Belanda mulai campur tangan setelah menaklukkan Berau pada tahun 1834 dan menetapkan kedaulatan atas Kutai pada tahun 1848. Mereka berusaha memerangi pembajakan dan perdagangan budak di wilayah ini. Sampai tahun 1860, Bulungan berada di bawah Kesultanan Sulu, yang berakhir pada 1878 dengan perjanjian Inggris-Spanyol yang membatasi pengaruh Sulu.

Itulah informasi seputar Sejarah Kalimantan Timur, Apakah Anda semakin tertarik untuk berkunjung ke Kalimantan Timur? Ayo luangkan waktu liburan Anda untuk mengunjungi Kalimantan Timur

Disamping itu, jika Anda sedang berada di Kalimantan Timur, jangan lupa untuk berkunjung ke Asuransi Sinar Mas Cabang Kalimantan Timur. Yuk kunjungi Asuransi Sinar Mas Cabang Kalimantan Timur pada halaman berikut:

1. Asuransi Sinar Mas Cabang Samarinda

2. Asuransi Sinar Mas Cabang Balikpapan

3. Asuransi Sinar Mas Kantor Pemasaran Agency Samarinda

4. Asuransi Sinar Mas Marketing Poin Bontang

Sumber:

  1. https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Kalimantan_Timur.
  2. https://bansmkaltim.id/web/sejarah-kalimantan-timur/.
  3. https://www.kaltimprov.go.id/sejarah.