July 26, 2024

Kesenian Betawi: Kekayaan Budaya yang Perlu Dilestarikan

Kesenian Betawi merupakan salah satu aset budaya yang sangat berharga bagi masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Betawi. Namun, saat ini kesenian Betawi dan kesenian tradisional lainnya semakin kurang diminati. Hal ini disebabkan oleh masuknya berbagai budaya asing ke Indonesia.

Pengaruh budaya asing yang semakin kuat membuat kesenian Betawi mulai terlupakan. Padahal, menjaga dan melestarikan kesenian tradisional Indonesia sangatlah penting.

Kesenian dan kebudayaan adalah identitas yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat. Berbagai kesenian daerah di Indonesia tidak hanya berfungsi sebagai hiburan semata, tetapi juga memiliki esensi dan makna yang mendalam.

Apa Saja Kesenian Betawi?

Umumnya, seni dapat dinyatakan sebagai ekspresi jiwa manusia yang berkaitan dengan keindahan. Pada masyarakat Betawi, kesenian ini terwujud dalam berbagai bentuk, seperti seni sastra, seni bela diri, seni musik, dan seni teater.

1. Seni Sastra

Sejak awal, Betawi telah memiliki budaya yang beragam, salah satunya adalah seni sastra Betawi. Namun, saat ini sastra Betawi seolah terpendam di daerahnya sendiri.

Padahal, menurut beberapa sumber, sastra Betawi sudah ada sejak lama dan telah menarik perhatian ilmuwan mancanegara. Salah satu buktinya adalah banyaknya telaah mengenai sastra Betawi yang telah diterbitkan di masa lalu.

Sastra Betawi adalah karya sastra yang ditulis dalam bahasa Betawi oleh masyarakat Betawi. Kesenian ini mencakup sastra lisan dan tulisan, disampaikan dalam bahasa Betawi.

Sastra lisan Betawi, yang sudah dikenal sejak masyarakat Betawi mengenal seni dan budaya, termasuk pantun, hikayat, rancag, buleng, ngerahul, dan jampe-jampe yang digunakan oleh dukun dalam mengobati pasien.

2. Seni Bela Diri

Kesenian Betawi berikutnya adalah seni bela diri, terutama pencak silat. Seni bela diri asal Betawi ini sudah terkenal luas dan juga bisa dianggap sebagai olahraga.

Pada zaman dahulu, pencak silat merupakan identitas atau harga diri masyarakat Betawi. Hampir setiap orang Betawi bisa bermain silat pada saat itu. Ini adalah salah satu kesenian yang sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari orang Betawi.

Pencak silat di tengah masyarakat Betawi sangat beragam, dengan setiap gang memiliki gaya yang berbeda. Beberapa contoh pencak silat Betawi meliputi Silat Beksi, Silat Kancing 7 Bintang 12 Naga Berenang, Silat Tiga Berantai, Silat Sabeni, Silat Cingkrik, Silat Silo Macan, dan Silat Cacag Lembang.

3. Seni Teater

Salah satu kesenian Betawi yang jarang diketahui adalah seni teater. Berikut adalah beberapa penjelasan tentang berbagai bentuk seni teater yang ada dalam masyarakat Betawi:

A. Wayang Kulit Betawi

Wayang Kulit Betawi berhubungan dengan penyerangan yang dilakukan oleh Sultan Agung dari Mataram ke Batavia, yang saat itu dipimpin oleh Gubernur Jenderal Jan Pieterzoon.

Meskipun Wayang Kulit Betawi bersumber dari Wayang Kulit Purbo, pagelarannya memiliki ciri khas tersendiri. Cerita yang dibawakan disesuaikan dengan kondisi masyarakat Betawi yang cair dan egaliter.

Cerita Wayang Kulit Betawi lebih dominan menampilkan kondisi lokal Betawi, menjadikannya lebih sederhana, merakyat, polos, dan mementingkan keakraban dengan penontonnya.

B. Wayang Kulit Betawi

Jipeng adalah akronim dari Tanji dan Topeng. Tata cara pergelaran kesenian Betawi ini mirip dengan pertunjukan Topeng, namun berbeda pada awal pertunjukan dan kostumnya.

Dalam pertunjukan Jipeng, kostum lebih sederhana. Penari hanya mengenakan kain panjang, kebaya, dan selendang panjang yang diikat di pinggang. Topeng diawali dengan lagu enjot-enjotan atau arang-arangan. Jipeng diawali dengan lagu mars dan was khas dari Tanjidor. Tema dan cerita yang dibawakan Jipeng tidak jauh berbeda dengan Topeng.

Pertunjukan Lenong Preman yang diiringi musik Tanjidor disebut Jinong. Pada masanya, Jinong berdiri sendiri sebagai teater rakyat, dengan lakon yang sama seperti Lenong.

C. Blantek

Awalnya, Blantek diakui sebagai teater topeng tingkat pemula. Di kalangan seniman Topeng, pemain yang kurang baik akan disebut pemain Topeng Blantek.

Seiring perkembangan, Blantek memiliki identitasnya sendiri. Musik pengiringnya adalah Rebana Biang, dan pertunjukan dimulai dengan lagu-lagu sholawat dan dzikir. Kini, Blantek telah berkembang dan menggabungkan berbagai elemen kesenian Betawi di dalamnya.

4. Seni Musik

Kesenian Betawi berikutnya berkaitan dengan seni musik. Musik tradisional adalah jenis musik yang berkembang melalui cara tradisional, terutama di kalangan suku-suku tertentu di Indonesia.

Musik ini lahir dan berkembang di daerah tertentu, lalu diwariskan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Seni musik tradisional ini mencerminkan gaya, bahasa, dan tradisi khas daerahnya. Seperti pada etnik lain, seni musik tradisional di masyarakat Betawi juga hidup, berkembang, dan diwariskan kepada generasi berikutnya.

Selain sebagai warisan budaya, seni musik Betawi memiliki fungsi tambahan. Musik ini berfungsi sebagai nasihat, pewarisan nilai, hiburan, serta memelihara keseimbangan lahir dan batin.

Berbagai fungsi ini membantu seni musik tradisional Betawi tetap bertahan hingga saat ini. Beberapa contohnya termasuk Orkes Gambus, Orkes Samrah, Tonil Samrah, Rebana Hadroh, Rebana Ketimpring, Tanjidor, Rebana Biang, Gambang Rancag, dan Gambang Kromong.

5. Seni Tari

Masyarakat Betawi juga dikenal dengan seni tari tradisionalnya, yang sangat terkait dengan alunan musik tradisional. Tarian Betawi memiliki ciri khas yang unik, termasuk penggunaan musik pengiring yang riang dan gerakan yang ceria.

Berikut adalah beberapa tarian tradisional Betawi:

  1. Tari Zapin Betawi.
  2. Tari Lenggang Nyai.
  3. Tari Sirih Kuning.
  4. Tari Topeng Betawi.
  5. Tari Gitek Balen.
  6. Tari Belenggo.
  7. Tari Samrah.
  8. Ronggeng Blantek.
  9. Tari Ngarojeng.
  10. Tari Renggong Manis.
  11. Tari Cokek.
  12. Tari Nandak Ganjen.
  13. Tari Lenggo Tinke.
  14. Tari Kembang Lembang Sari.
  15. Tari Topeng Tunggal.

Itulah beberapa kesenian di Jakarta yang terpendam, maka dari itu budaya Betawi perlu dijaga dan dikembangkan agar kesenian betawi tidak terpendam. Kebudayaan Betawi adalah bagian integral dari budaya nasional dan aset bangsa. Oleh karena itu, keberadaannya perlu dijaga, diberdayakan, dilestarikan, dan dikembangkan untuk membentuk masyarakat yang memiliki jati diri, berakhlak mulia, berperadaban, serta memahami nilai-nilai luhur budaya bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Pelestarian Budaya Betawi

Pelestarian budaya betawi diatur dalam Peraturan Daerah (Perda) No. 4 Tahun 2015 yang menunjukan komitmen untuk menjaga, mengembangkan dan melestarikan kebudayaan Betawi. Aturan tersebut diperkuat kembali dalam Peraturan Gubernur (Pergub) DKI No. 229 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pelestarian Kebudayaan Betawi. Peraturan ini lebih ditegaskan pada sanksi bagi masyarakat atau pelaku usaha yang tidak menjalankan pelestarian Budaya Betawi.

Mekanisme penyematan ikon Budaya Betawi mengacu pada Peraturan Gubernur DKI No. 11 Tahun 2017, yang mencakup ondel-ondel, kembang kelapa, ornamen gigi balang, baju sadariah, kebaya kerancang, batik Betawi, kerak telor, dan bir pletok.

Ikon Budaya Betawi ini harus dilestarikan oleh masyarakat, pemerintah daerah, dan sektor swasta untuk menumbuhkan rasa memiliki, menanamkan kebanggaan terhadap budaya Betawi, serta sebagai sarana promosi pariwisata dan pengembangan industri kreatif berbasis budaya.

Asuransi Sinar Mas ada juga di Jakarta Utara, Kelapa Gading, Jakarta Selatan, Fatmawati, Mangga Dua, dan Tebet! Yuk kunjungi Asuransi Sinar Mas Cabang Jakarta Disini.

1. Asuransi Sinar Mas Cabang Jakarta Utara

2. Asuransi Sinar Mas Cabang Kelapa Gading

3. Asuransi Sinar Mas Cabang Jakarta Selatan

4. Asuransi Sinar Mas Agency Division Fatmawati

5. Asuransi Sinar Mas Agency Division Mangga Dua

6. Asuransi Sinar Mas Kantor Pemasaran Tebet

Sumber:

  1. https://www.gramedia.com/literasi/jenis-kesenian-betawi-yang-terpendam/.
  2. https://dprd-dkijakartaprov.go.id/budaya-betawi-perlu-dijaga-dan-dikembangkan/.