September 03, 2024

Grebeg Syawal: Keajaiban Tradisi Keraton Yogyakarta

Tradisi Grebeg Syawal, diselenggarakan oleh Keraton Yogyakarta, merupakan salah satu upacara tradisional yang diadakan setiap Hari Raya Idul Fitri. Tradisi ini telah ada sejak abad ke-16 dan terus dilestarikan hingga kini. Tradisi ini tidak hanya mengandung makna mendalam tetapi juga mewakili akulturasi antara budaya Jawa dan Islam. Berlangsung secara rutin sejak zaman dahulu, tradisi ini kini menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang berkunjung ke Jogja.

Tradisi ini telah diwariskan selama berabad-abad. Setiap kali, gunungan diserahkan dalam prosesi yang melibatkan barisan prajurit keraton, menarik perhatian ribuan orang yang berkumpul di Alun-alun Utara. Sebelum dibagikan kepada masyarakat, gunungan diarak dari Keraton Yogyakarta menuju halaman Masjid Agung Kauman.

Tradisi ini merupakan ungkapan syukur dan bentuk sedekah atas hasil pertanian. Grebeg ini adalah simbol hajat dalem yang mencerminkan kedermawanan Sultan kepada rakyatnya. Pada hari-hari grebeg, Sultan memberikan sedekah berupa makanan dan berbagai hasil bumi yang disusun tinggi menyerupai gunung.

Garebeg atau Grebeg merupakan salah satu upacara penting di Keraton Yogyakarta yang diadakan tiga kali setahun sesuai kalender Jawa. Menurut laman kratonjogja.id, istilah Garebeg atau Grebeg menggambarkan prosesi diiringi oleh kerumunan besar prajurit dan Abdi Dalem yang membawa gunungan dari keraton ke Masjid Gedhe.

Sejarah Tradisi Grebeg Syawal di Keraton Yogyakarta

Asal-usul perayaan Grebeg di Keraton Yogyakarta diyakini berasal dari tradisi Jawa kuno yang dikenal sebagai Rajawedha. Tradisi ini melibatkan raja memberikan sedekah untuk mewujudkan kedamaian dan kemakmuran di kerajaannya. Ketika Islam masuk ke Kerajaan Demak, upacara ini sempat terhenti, menyebabkan kegelisahan di kalangan rakyat dan mempengaruhi stabilitas kerajaan yang baru saja berdiri. Namun, oleh upaya Walisongo, tradisi sedekah raja ini dihidupkan kembali sebagai bagian dari upaya penyebaran agama Islam, yang awalnya dikenal sebagai Sekaten.

Perayaan Sekaten sendiri, yang diselenggarakan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad, juga diadakan oleh Kerajaan Demak saat pembangunan Masjid Demak yang bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha. Sejak saat itu, tradisi sedekah raja ini di Kerajaan Demak dilaksanakan tiga kali setahun, termasuk dalam merayakan Hari Raya Idul Fitri. Tradisi ini kemudian diadopsi oleh kerajaan-kerajaan Islam di Jawa sebagai bagian dari warisan budaya mereka.

Tata Cara Pelaksanaan Grebeg Syawal di Keraton Yogyakarta

Tradisi Grebeg Syawal di Keraton Yogyakarta biasanya dilaksanakan pada Hari Raya Idul Fitri atau tanggal 1 Syawal. Namun, para Abdi Dalem sudah mempersiapkan ubarampe dan melakukan gladi resik jauh-jauh hari sebelumnya, terutama untuk menyiapkan gunungan yang akan diarak dalam acara tersebut.

Sebelum Hajad Dalem Pareden, terdapat dua acara lain yang menarik bagi wisatawan: Gladhiresik Prajurit yang biasanya dilaksanakan sore hari pada Minggu sebelum Garebeg, dan Numplak Wajik yang dilangsungkan tiga hari sebelum Garebeg di Panti Pareden, Plataran Kemagangan, sebagai awal dari proses merangkai gunungan. Pada hari perayaan, gunungan-ganungan ini diusung oleh Abdi Dalem dan diawasi oleh prajurit Bregodo.

Itulah informasi tentang Grebeg Syawal di Yogyakarta. Ayo luangkan waktu liburan Anda untuk mengunjungi Yogyakarta.

Disamping itu, jika Anda sedang berada di Yogyakarta, jangan lupa untuk berkunjung ke Asuransi Sinar Mas Cabang Yogyakarta. Yuk kunjungi Asuransi Sinar Mas Cabang Yogyakarta pada halaman berikut:

1. Asuransi Sinar Mas Cabang Yogyakarta

2. PT. Asuransi Sinar Mas Kantor Pemasaran Agency
   Yogyakarta

3. Asuransi Sinar Mas Marketing Poin Agency
   Yogyakarta

Sumber:

  1. https://kumparan.com/seputar-yogyakarta/tradisi-grebeg-syawal-dan-maknanya-22Ufi7j44re.
  2. "Grebeg Syawal, Tradisi Lebaran di Keraton Yogyakarta: Sejarah, Jumlah Gunungan, dan Pelaksanaan", https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/04/14/071100778/grebeg-syawal-tradisi-lebaran-di-keraton-yogyakarta--sejarah-jumlah?page=all.
  3. https://www.kabarbumn.com/ragam/11568734/Grebeg-Syawal-Yogyakarta-Tradisi-Rebutan-Gunungan-Penuh-Berkah.
  4. 12 Upacara Adat Jogja Lengkap dengan Tujuannya" https://www.detik.com/jogja/budaya/d-7034020/12-upacara-adat-jogja-lengkap-dengan-tujuannya.
  5. https://jogja.solopos.com/mengenal-tradisi-grebeg-syawal-keraton-yogyakarta-yang-sarat-makna-1606384.