January 20, 2025

Keanggunan Pakaian Adat Maluku: Tradisi yang Hidup di Setiap Upacara

Pakaian adat merupakan busana yang mencerminkan identitas dan ciri khas masyarakat di setiap daerah. Di Maluku, pakaian adat mencerminkan latar belakang peradaban masyarakat setempat.

Untuk pria di Maluku, pakaian adat terdiri dari setelan kemeja renda dan jas berwarna merah dan hitam, dipadankan dengan celana panjang model 'cutbray' serta ikat pinggang.

Sementara itu, untuk wanita, pakaian adat terdiri dari baju cele yang dihiasi dengan perhiasan seperti anting-anting, kalung, dan cincin yang terbuat dari perak atau emas, memberikan kesan kemewahan.

Berikut beberapa contoh pakaian adat di Maluku:

1. Baju Cele

Baju Cele merupakan salah satu pakaian adat asal Maluku yang banyak dipengaruhi oleh adat Ambon. Pakaian ini biasanya dikenakan dalam berbagai upacara adat, seperti pelantikan raja, cuci negeri, pesta negeri, dan panas pela.

Desain dan Motif

Baju Cele terdiri dari kain kebaya yang dipadukan dengan kain salele di pinggang. Motifnya seringkali berupa garis-garis geometris atau kotak-kotak kecil, dengan warna ceria dan berani, mencerminkan keceriaan serta kecekatan.

Padu Padan dan Aksesori

Baju Cele dikombinasikan dengan kain pelekat yang disalele, dilapisi hingga batas lutut, dan biasanya dipakai bersama lenso (sapu tangan yang diletakkan di pundak). Pakaian ini dapat dikenakan tanpa alas kaki atau dengan selop.

Penamaan Berdasarkan Status

Menurut jurnal "Busana Tradisional Daerah Maluku dan Masa Depannya" oleh Marthen M. Pattipeilohy, sebutan untuk baju Cele berbeda tergantung status pemakainya. Gadis disebut "nona baju cele kaeng," sementara perempuan yang sudah menikah disebut "nyora baju cele kain salele."

Riasan Rambut

Sebagai pelengkap, perempuan biasanya mengenakan konde bulan yang dihiasi tusukan konde (haspel) dari emas atau perak, memberikan kesan mewah. Baju Cele dan Kain Salele adalah simbol keindahan budaya Maluku, sering dipakai dalam acara-acara adat yang penting.

2. Kebaya Dansa

Kebaya Dansa adalah pakaian adat Maluku yang biasanya dikenakan pria saat pesta rakyat, sementara wanita mengenakan rok. Pakaian ini berbentuk kemeja dengan leher bundar tanpa kancing.

Desain dan Aksesori

Kebaya Dansa memiliki motif cele dengan leher bundar yang terbelah. Bagian lengan dilengkapi kancing, yang ditutup dengan band tangan variasi manik-manik berwarna emas. Di sisi kiri pakaian, terdapat lenso pinggang yang terbuat dari sisa kain brokar, dihiasi dengan renda. Kain pada bagian tangan terbuat dari kain putih yang dibordir.

Jenis Pakaian

Pakaian adat Maluku ini terdiri dari dua jenis: Baniang Putih dan Kebaya Dansa. Baniang Putih berbentuk kemeja dengan leher bundar dan kancing putih, sedangkan Kebaya Dansa, yang dikenakan di dalam pakaian pria, tidak memiliki kancing. Jenis kain yang digunakan dapat polos atau bermotif bunga kecil.

Kebaya Dansa dan rok wanita menjadi simbol keindahan dan keunikan budaya Maluku, sering dipakai dalam acara-acara masyarakat.

3. Pakaian Nona Rok

Pakaian Nona Rok dari Maluku Tenggara terdiri dari kebaya putih lengan panjang yang terbuat dari kain brokat halus, dihiasi motif bunga kecil berwarna merah atau oranye, serta dilengkapi lengan kancing.

Aksesori dan Padu Padan

Pengikat pinggangnya, yang disebut pending, terbuat dari perak. Pria mengenakan sepatu pantofel hitam dan kaos kaki putih, sedangkan rok wanita dibuat dengan lipitan kecil.

Pakaian ini mencerminkan keindahan budaya Maluku Tenggara, menonjolkan elegansi dan tradisi dalam setiap detailnya.

4. Pakaian Pengantin Nona Canela

Pakaian Pengantin Nona Canela, yang juga dikenal sebagai baju mustiza, baju pono, atau baju basumpa, merupakan hasil akulturasi antara budaya Ambon dan Portugis. Istilah Mustiza atau Mestiezen berasal dari sebutan untuk orang-orang Portugis yang berarti "campuran." Sesuai namanya, pakaian ini dikenakan saat acara perkawinan. Desainnya yang sederhana namun cantik, rapi, dan menawan membuatnya sangat cocok untuk pengantin yang sedang berbahagia.

5. Manteren Lamo

Manteren Lamo adalah pakaian adat Maluku Utara yang khusus digunakan oleh keturunan kerajaan dan sultan. Pakaian ini merupakan peninggalan dari kerajaan Ternate dan Tidore, sering dikenakan oleh sultan, sedangkan permaisuri mengenakan pakaian adat bernama Kimun Gia.

Desain dan Aksesori

Manteren Lamo terdiri dari jas tertutup berwarna merah dengan kancing besar dari perak. Hiasan utama pada pakaian ini adalah bordiran emas di ujung tangan, leher, dan saku. Pakaian ini sering dipadukan dengan celana panjang polos berwarna hitam dan dilengkapi penutup kepala, memberikan kesan mewah dan elegan.

6. Busana Mustiza

Busana Mustiza adalah pakaian adat pengantin yang merupakan hasil akulturasi budaya Ambon dan Portugis. Pakaian ini dikenal sebagai Mustiza atau Mestiezen oleh orang-orang Portugis.

Desain dan Ritus

Pakaian pengantin Nona Canela juga dikenal dengan sebutan baju mustiza, baju pono, atau baju basumpa. Bentuk Mustiza menyerupai huruf U dengan panjang sekitar 60 cm, dipakai dari depan ke belakang, berwarna merah, dan dihiasi manik-manik serta renda emas.

Menjelang pernikahan, biasanya dua hari sebelum acara, terdapat prosesi pengantaran pakaian kawin yang disebut Masuk Minta Nona. Baju pengantin berwarna putih ini memiliki lengan panjang yang terbuat dari kain brokat dengan variasi motif renda kecil. Seorang jujaro (gadis) ditemani mata ina (ibu) dari pihak lelaki akan mengantarkan baju mustiza atau baju basumpa, dan sebagai balasannya, keluarga perempuan akan mengirimkan seperangkat pakaian kawin untuk calon mempelai lelaki, berupa celana panjang dan baniang.

Seiring waktu, pakaian daerah Maluku terus berkembang dengan banyak modifikasi demi meningkatkan keindahan, kenyamanan, dan kepraktisan sesuai dengan keinginan pemakainya.

7. Pakaian Naik Baileo

Pakaian Naik Baileo dari Maluku mirip dengan Baju Cele dan Kain Salele, tetapi memiliki keunikan pada bagian atasnya yang berwarna hitam, dengan Cele (baju) yang dilengkapi kain pikul. Bagian bawahnya terdiri dari kain kebaya dan kain salele di pinggang.

Saat dikenakan dalam upacara ritual, seperti ritual tutup rumah, busana ini biasanya berwarna hitam, melambangkan nilai sakral dan wibawa. Sementara itu, kain Cele yang berwarna merah melambangkan keberanian dan tanggung jawab.

Itulah informasi seputar Pakaian Adat Maluku. Apakah Anda semakin tertarik berkunjung ke Maluku? Ayo luangkan waktu liburan Anda untuk mengunjungi Maluku.

Disamping itu, jika Anda sedang berada di Maluku, jangan lupa untuk berkunjung ke Asuransi Sinar Cabang Maluku. Yuk kunjungi Asuransi Sinar Mas Cabang Maluku pada halaman berikut:

Asuransi Sinar Mas Kantor Pemasaran Ambon

Perkuat rasa cintamu pada Indonesia dengan menambah wawasan budaya nusantara di saluran whatsapp ini.

Jelajah Nusantara

Sumber:

  1. "Mengenal 5 Pakaian Adat Maluku Beserta Keunikannya" https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5854433/mengenal-5-pakaian- adat-maluku-beserta-keunikannya.
  2. "5 Jenis Pakaian Adat Maluku, Beserta Keunikannya yang Menawan": https://lifestyle.bisnis.com/read/20230629/104/
    1670188/5-jenis-pakaian- adat-maluku-beserta-keunikannya-yang-menawan.
  3. https://tribratanews.polri.go.id/blog/none-22/mengenal-beberapa- pakaian-adat-maluku-50864.