November 21, 2024

Mengenal Stadion Utama Gelora Bung Karno: Sejarah, Perubahan Nama, dan Fasilitas Terbaru

Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) di Kelurahan Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat, adalah bagian dari kompleks olahraga Gelora Bung Karno. Stadion ini menjadi arena utama untuk pertandingan sepak bola internasional, termasuk laga Timnas Indonesia dan Persija Jakarta. Dinamai sesuai Presiden pertama RI, Soekarno, stadion ini sempat berganti nama menjadi Stadion Utama Senayan pada masa Orde Baru (Keppres No. 4/1984), sebelum dikembalikan ke nama aslinya pada era reformasi (Keppres No. 7/2001).

Diresmikan pada 1962 dengan kapasitas 110.000, stadion ini mengalami dua pengurangan kapasitas: menjadi 88.083 pada 2006 untuk Piala Asia 2007 dan 77.200 saat renovasi 2016–2017 untuk Asian Games dan Asian Para Games 2018, termasuk pemasangan kursi tunggal. Saat ini, SUGBK adalah stadion sepak bola terbesar ke-28 di dunia dan ke-8 di Asia.

Stadion ini menjadi tuan rumah Final Piala Asia 2007, upacara pembukaan dan penutupan Asian Games 2018, serta berbagai pertandingan atletik dan cabang olahraga lainnya.

Asal Usul Stadion Utama Glora Bung Karno

Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), kebanggaan Timnas Indonesia, terletak di kompleks Gelanggang Olahraga Bung Karno (GBK), Jakarta. Dibangun pada 1960 dan diresmikan pada 1962 untuk Asian Games ke-IV, kompleks ini mencakup berbagai fasilitas olahraga seperti stadion utama, lapangan sepak bola, stadion air, dan lapangan hoki.

Nama "Gelora Bung Karno" berasal dari usulan KH Saifuddin Zuhri yang menggantikan nama awal Pusat Olahraga Bung Karno, agar lebih dinamis. Pada 1984, nama ini sempat diubah menjadi Gelanggang Olahraga Senayan oleh Presiden Soeharto sebagai bagian dari de-Soekarnoisasi. Namun, pada 2001, Presiden Abdurrahman Wahid mengembalikan nama Gelora Bung Karno melalui Keppres No. 7 Tahun 2001 untuk menghormati Soekarno sebagai penggagasnya.

Sejarah Stadion Utama Glora Bung Karno

Kompleks Olahraga Gelora Bung Karno (GBK) dibangun untuk mendukung penyelenggaraan Asian Games IV tahun 1962, setelah Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah pada Asian Games Federation tahun 1958. Pembangunan dimulai 8 Februari 1960 berdasarkan Keppres No. 113/1959, yang membentuk Dewan Asian Games Indonesia (DAGI). Presiden Soekarno menggagas GBK untuk menunjukkan kebesaran Indonesia di mata dunia meski menghadapi keterbatasan dana dan sumber daya.

Dirancang oleh arsitek Frederich Silaban dengan dukungan teknis dari Uni Soviet, stadion utama GBK memiliki atap tanpa tiang tengah, mengadopsi konsep "temu gelang" yang terinspirasi dari kunjungan Soekarno ke Meksiko. Kompleks ini mencakup stadion utama, stadion renang, stadion tenis, Istora, dan lapangan olahraga lainnya, yang dibangun oleh lebih dari 12.000 pekerja. Dengan biaya USD 12,5 juta (setara Rp 15,6 miliar kala itu), GBK diresmikan pada 21 Juli 1962.

Awalnya dikenal sebagai Gelanggang Olahraga, nama Gelora Bung Karno diusulkan oleh Saifuddin Zuhri sebagai penghormatan kepada Soekarno. Pada era Orde Baru, nama ini diubah menjadi Gelora Senayan, namun dikembalikan oleh Presiden Abdurrahman Wahid pada 2001 melalui Keppres No. 7/2001.

Renovasi besar-besaran dilakukan pada 2016–2017 menjelang Asian Games ke-18 di 2018. Kapasitas stadion utama saat ini mencapai 78.000 penonton, dilengkapi standar FIFA dan pencahayaan 3.500 lux. Selain menjadi saksi Asian Games IV dan GANEFO, GBK juga menjadi tuan rumah berbagai acara olahraga internasional, konser musik, dan kegiatan nasional lainnya, menjadikannya simbol prestasi olahraga Indonesia.

Fasilitas Stadion Utama Gelora Bung Karno

Stadion Utama Gelora Bung Karno memiliki kapasitas sekitar 78.000 kursi tunggal flip-up, sesuai dengan standar keamanan FIFA yang mewajibkan evakuasi dalam waktu 15 menit saat darurat. Stadion ini juga menyediakan kursi dan akses ramah difabel.

Lapangan rumput stadion menggunakan jenis Zoysia Matrella, rumput alami berstandar internasional. Berikut fasilitas lengkap Stadion Utama Gelora Bung Karno:

  1. Kapasitas: 78.000 kursi premium single seat.
  2. Lintasan Atletik: Kelas 1 Rekortan M99, bersertifikat IAAF.
  3. Sistem CCTV: 7K, dengan pengenalan wajah.
  4. Pencahayaan: 3000 lux, mendukung siaran HD.
  5. Kotak VVIP: 2 lantai.
  6. Gerbang: 12 gerbang, 24 sektor gerbang.
  7. Wifi: Akses 4.5G (indoor dan outdoor).
  8. Akses: 8 jalur masuk.
  9. Sistem Manajemen Gedung dan Pusat Data.
  10. Teknologi ramah lingkungan: 1.293 modul sel surya.
  11. Fasilitas tambahan: Dikelilingi kanal air dan pusat operasi tempat.

Lokasi Stadion Utama Gelora Bung Karno

Stadion Utama Gelora Bung Karno terletak di Jl. Pintu Satu Senayan, Gelora, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, di dalam Kompleks Olahraga Gelora Bung Karno.

Itulah Informasi Seputar Sejarah Glora Bung Karno, Perubahan Nama Glora Bung Karno, serta fasilitas terbaru di Glora Bung Karno.

Sumber:

  1. https://id.wikipedia.org/wiki/Stadion_Utama_Gelora_
    Bung_Karno.
  2. "Asal-usul Nama Gelora Bung Karno yang Pernah Diganti pada Era Soeharto",
    https://www.kompas.com/sports/read/2020/05/13/
    04000008/asal-usul-nama-gelora-bung-karno-yang-
    pernah-diganti-pada-era-soeharto?page=all.
  3. "Sejarah Stadion Utama Gelora Bung Karno, Lokasi hingga Kapasitas"
     https://news.detik.com/berita/d-7038865/sejarah-stadion-utama-
    gelora-bung-karno-lokasi-hingga-kapasitas.
  4. https://kumparan.com/seputar-jakarta/sejarah-gelora-bung-karno-
    yang-dibangun-tahun-1960-21VC7XGj2yg/full.
  5. "Sejarah Stadion Utama GBK Senayan, Pemancangan Tiang Pertama Dihadiri Nikita Kruschev": https://www.kompas.com/properti/read/2021/03/22/
    210941921/sejarah-stadion-utama-gbk-senayan-
    pemancangan-tiang-pertama-dihadiri?page=all.