November 19, 2024

Asal Usul dan Sejarah Perkembangan Kepulauan Riau

Kepulauan Riau adalah provinsi di Indonesia dengan ibu kota Tanjungpinang. Provinsi ini berbatasan dengan Vietnam, Kamboja, dan Laut Tiongkok Selatan di utara, Kalimantan Barat dan Sarawak (Malaysia) di timur, Kepulauan Bangka Belitung dan Jambi di selatan, serta Singapura, tiga negara bagian Malaysia Barat (Terengganu, Pahang, dan Johor), dan provinsi Riau di barat.

Sebagai provinsi kepulauan, Kepulauan Riau memiliki 5 kabupaten, 2 kota, 52 kecamatan, dan 299 kelurahan/desa, dengan total 2.408 pulau, 30% di antaranya belum memiliki nama dan berpenduduk. Luas wilayahnya mencapai 8.201,72 km², di mana sekitar 96% adalah lautan dan 4% daratan.

Pada tahun 2020, jumlah penduduknya mencapai 2.064.564 jiwa (kepadatan 252 jiwa/km²), dengan 58% penduduk tinggal di Kota Batam. Pada pertengahan tahun 2024, jumlah penduduk diperkirakan mencapai 2.220.043 jiwa.

Secara historis, Kepulauan Riau merupakan bagian dari Kesultanan Johor hingga mengajukan pemekaran dari Provinsi Riau. Provinsi ini disahkan pada 24 September 2002, yang kini diperingati sebagai hari jadi Kepulauan Riau.

Asal Usul Nama Kepulauan Riau

Ada tiga versi mengenai asal-usul nama Riau. Versi pertama menyatakan bahwa nama ini berasal dari kata Portugis rio, yang berarti sungai. Pada tahun 1514, Portugis melakukan ekspedisi militer menelusuri Sungai Siak untuk mencari lokasi sebuah kerajaan yang mereka yakini ada di kawasan tersebut.

Versi kedua berpendapat bahwa Riau berasal dari kata riahi, yang berarti air laut, yang diduga terinspirasi oleh tokoh Sinbad al-Bahar dalam Kitab Seribu Satu Malam.

Versi terakhir mengungkapkan bahwa nama Riau berasal dari penuturan masyarakat setempat, diambil dari kata rioh atau riuh, yang berarti ramai atau wilayah ramai.

Sejarah Kepulauan Riau

Berikut adalah versi yang lebih efektif dari kalimat-kalimat tersebut:

Masa Pengaruh Kerajaan Sriwijaya

Pada masa Kerajaan Sriwijaya, kerajaan-kerajaan kecil di Riau berhasil dikuasai. Kerajaan-kerajaan Melayu ini kemudian merdeka dan berdiri sendiri setelah keruntuhan Sriwijaya pada akhir abad ke-13.

Masa Kesultanan Johor

Sebelum dikuasai oleh Kesultanan Johor, Kepulauan Riau telah dihuni penduduk, yang dibuktikan dengan penemuan Prasasti Pasir Panjang di Kabupaten Karimun. Prasasti ini mencatat pemujaan melalui tapak kaki Buddha, yang diyakini masuk ke Riau melalui pedagang dari Tiongkok dan India. Setelah kontak dengan Kesultanan Melayu di Sumatera, wilayah ini resmi menjadi bagian dari Kesultanan Johor sekitar tahun 1520-an.

Masa Kesultanan Riau-Lingga

Kesultanan Riau-Lingga, yang berdiri pada tahun 1824 sebagai pecahan dari Kesultanan Johor, didirikan oleh Sultan Abdul Rahman Muazzam Syah. Wilayahnya mencakup provinsi Kepulauan Riau dengan pusat pemerintahan di Pulau Lingga. Sayangnya, Kesultanan ini jatuh ke tangan Hindia Belanda, yang menerapkan kebijakan baru, termasuk penggunaan mata uang khusus untuk Riau, yang disebut Riouw, berarti "riuh" atau "wilayah ramai." Pada tahun 1922, Belanda membagi Riau menjadi empat kawedanan: Tanjung Pinang, Karimun, Lingga, dan Pulau Tujuh.

Terbentuknya Provinsi Riau

Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, Kepulauan Riau bergabung dengan Kesultanan Siak di Sumatera, membentuk Provinsi Riau. Sebelumnya, Kepulauan Riau menggunakan mata uang sendiri, Uang Kepulauan Riau (KR), sebelum beralih ke rupiah. Pada 24 September 2002, Kepulauan Riau diakui sebagai provinsi ke-32 di Indonesia, yang mencakup Kota Tanjungpinang, Batam, Kabupaten Bintan, Karimun, Natuna, Kepulauan Anambas, dan Lingga. Hari Jadi Kepulauan Riau diperingati setiap tanggal 24 September.

Bahasa yang Dipakai

Bahasa resmi yang digunakan adalah Bahasa Indonesia, tetapi banyak juga yang menggunakan Bahasa Melayu. Bahasa Melayu Riau memiliki sejarah panjang, karena Bahasa Indonesia pada dasarnya berasal dari bahasa Melayu. Pada masa Kerajaan Sriwijaya, Bahasa Melayu telah menjadi lingua franca di Nusantara dan digunakan sebagai bahasa perdagangan. Seiring dengan pergeseran pusat kerajaan dari Malaka ke Johor, dan akhirnya ke Riau, Bahasa Melayu juga mendapat pengakuan sesuai dengan nama pusat kerajaan tersebut. Dengan demikian, terdapat variasi dalam Bahasa Melayu: Melayu Melaka, Melayu Johor, dan Melayu Riau.

Beberapa alasan mengapa Bahasa Melayu menjadi bahasa resmi di Riau adalah:

  1. Sejarah dan Penyebaran: Bahasa Melayu Riau berasal dari perkembangan Bahasa Melayu yang telah ada berabad-abad, sehingga telah dipahami luas di Nusantara dan menjadi bahasa antar suku.
  2. Pengembangan Standar: Bahasa ini telah distandarisasi oleh Raja Ali Haji dan para tokoh lainnya, menjadikannya sebagai bahasa yang terstruktur.
  3. Karya Tulis: Terdapat banyak publikasi, termasuk sastra, sejarah, dan agama, baik dari zaman Melayu klasik maupun modern, yang menggunakan Bahasa Melayu Riau.

Itulah informasi seputar Asal Usul dan Sejarah Perkembangan Kepualauan Riau, Apakah Anda semakin tertarik untuk berkunjung ke Kepualauan Riau? Ayo luangkan waktu liburan Anda untuk mengunjungi Kepualauan Riau

Disamping itu, jika Anda sedang berada di Kepualauan Riau, jangan lupa untuk berkunjung ke Asuransi Sinar Mas Cabang Kepualauan Riau. Yuk kunjungi Asuransi Sinar Mas Cabang Kepualauan Riau pada halaman berikut:

1. PT Asuransi Sinar Mas Kantor Pemasaran Tanjung Pinang

2. PT Asuransi Sinar Mas Cabang Batam

3. PT Asuransi Sinar Mas Kantor Pemasaran Agency Batam

Sumber:

  1. https://id.wikipedia.org/wiki/Kepulauan_Riau.
  2. "Kepulauan Riau: Sejarah dan Asal-usul Nama", https://www.kompas.com/stori/read/2023/09/18/190000579/kepulauan-riau-sejarah-dan-asal-usul-nama.
  3. https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Kepulauan_Riau.