October 10, 2024

Festival Cheng Ho: Kemeriahan Kirab Budaya di Kelenteng Sam Poo Kong

Festival Cheng Ho

Festival Cheng Ho di Kelenteng Sam Poo Kong telah menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Kota Semarang. Setelah dua tahun absen akibat pandemi Covid-19, festival ini kembali digelar dengan antusiasme besar.

Bukan hanya wisatawan lokal, tetapi turis asing juga tampak antusias menyaksikan kirab budaya yang memperingati 613 tahun kedatangan Laksamana Cheng Ho atau Sam Poo Tay Djien. Bahkan, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, turut serta memanggul Kio atau tandu kimsin dalam acara tersebut.

Dengan mengenakan kemeja merah bermotif naga, Gubernur Ganjar bersama tiga warga Tionghoa mengusung tandu berisi arca Cheng Ho, Tay Ciang, dari beranda kelenteng hingga ke gerbang utama.

Diiringi tabuhan musik, atraksi barongsai, serta prajurit pembawa pusaka kerajaan Tiongkok, ratusan pengunjung dan peserta kirab semakin bersemangat. Banyak pengunjung yang berdesakan untuk mengabadikan momen saat gubernur memanggul tandu kimsin di tengah kemeriahan acara.

Sejarah Festival Cheng Ho

Laksamana Cheng Ho, penjelajah terkenal dari China, melakukan ekspedisi antara 1405-1433. Selama 28 tahun, ia menjelajahi berbagai wilayah di Afrika dan Asia, termasuk Indonesia. Armadanya yang sangat besar terdiri dari 307 kapal dan 27.000 pelaut. Namanya juga dikenal luas karena dipercaya berperan dalam penyebaran Islam di Nusantara.

Pada tahun 1416, Armada Laksamana Cheng Ho merapat di Pantai Simongan, Semarang, karena juru mudinya, Wang Jing Hong, menderita sakit parah. Cheng Ho kemudian memanfaatkan sebuah gua batu sebagai tempat peristirahatan dan pengobatan Wang. Sementara Wang menjalani perawatan, Cheng Ho melanjutkan pelayarannya ke arah timur.

Selama berada di Simongan, Wang menjalin hubungan baik dengan masyarakat setempat. Pada tahun 1417, sebagai bentuk penghormatan kepada Cheng Ho, Wang membuat patung pemimpinnya, yang menjadi awal dari pembangunan Kelenteng Sam Poo Kong.

Cheng Ho, yang lahir dengan nama Ma San Bao, diabadikan dalam nama kelenteng tersebut. Dalam dialek Hokkian, "Sam Poo Kong" berarti "Gua San Bao" (San Bao Dong dalam bahasa Mandarin). Wang Jing Hong, yang meninggal pada usia 87 tahun, dimakamkan di sekitar gua, dan makamnya dikenal sebagai Makam Kyai Juru Mudi.

Pada tahun 1704, gua batu tersebut runtuh akibat longsor, dan masyarakat membangun gua buatan yang berdampingan dengan Makam Kyai Juru Mudi. Sejak itu, Klenteng Agung Sam Poo Kong telah mengalami beberapa kali pemugaran. Revitalisasi besar-besaran dilakukan oleh Yayasan Sam Poo Kong pada Januari 2002 dan selesai pada Agustus 2005, bertepatan dengan perayaan 600 tahun kedatangan Laksamana Cheng Ho di Pulau Jawa.

Arak-arakan dari Kelenteng Tay Kak Sie

Festival Cheng Ho 2022 kembali digelar secara besar-besaran, menampilkan arak-arakan budaya yang dimulai dari Kelenteng Tay Kak Sie di Gang Lombok, kawasan Pecinan Semarang, hingga Kelenteng Agung Sam Poo Kong di Simongan.

Ribuan orang memadati jalanan yang dilalui arak-arakan Kimsin Kongco Sam Poo Tay Djien, yang didampingi oleh kongco dari berbagai klenteng di luar daerah. Ritual arak-arakan ini dimulai pukul 05.00 WIB dari Klenteng Tay Kak Sie, melalui rute Gang Warung, Kranggan, Depok, Pemuda, Siliwangi, Banjir Kanal, dan berakhir di Klenteng Agung Sam Poo Kong, Simongan, Semarang.

Kirab ini merupakan puncak perayaan umat Tri Dharma, di mana patung duplikat Cheng Ho diarak dari Klenteng Tay Kak Sie. Patung Cheng Ho yang besar diusung oleh delapan orang, sementara peserta lain memanggul patung dua pengawalnya. Barisan depan membawa bendera Tay Kak Sie dan bendera kebesaran Cheng Ho, diiringi atraksi barongsai, liong, dan reog yang menambah kemeriahan kirab.

Sepanjang perjalanan, masyarakat menyambut arak-arakan Laksamana Cheng Ho dengan antusias. Barisan Bhekun, yang terdiri dari orang-orang bernazar dengan kostum dan riasan mirip tokoh Tionghoa zaman dahulu, turut meramaikan pawai.

Kirab berlangsung hampir tiga jam, dan salah satu yang menarik perhatian adalah pasukan "sapu jagad," berpakaian biru sambil membawa sapu lidi sebagai simbol senjata.

Itulah informasi seputar Festival Cheng Ho Jawa Tengah, Apakah Anda semakin tertarik untuk berkunjung ke Jawa Tengah dan mengunjungi Festival Cheng Ho? Ayo luangkan waktu liburan Anda untuk mengunjungi Jawa Tengah

Disamping itu, jika Anda sedang berada di Jawa Tengah, jangan lupa untuk berkunjung ke Asuransi Sinar Mas Cabang Jawa Tengah. Yuk kunjungi Asuransi Sinar Mas Cabang Jawa Tengah pada halaman berikut:

1. Asuransi Sinar Mas Cabang Semarang

2. Asuransi Sinar Mas Cabang Solo

3. Asuransi Sinar Mas Kantor Pemasaran Magelang

4. Asuransi Sinar Mas Kantor Pemasaran Kudus

5. Asuransi Sinar Mas Kantor Pemasaran Pekalongan

6. Asuransi Sinar Mas Kantor Pemasaran Purwokerto

7. Asuransi Sinar Mas Kantor Pemasaran Tegal

8. Asuransi Sinar Mas Kantor Pemasaran Cilacap

9. Asuransi Sinar Mas Kantor Pemasaran Agency Solo

10. Asuransi Sinar Mas Marketing Poin Agency Adiwerna - Tegal

Sumber:

  1. https://www.silanews.com/nasional/pr-2094032509/617-tahun-kedatangan-laksamana-cheng-ho-dirayakan-ganjar-pranowo-hadir-berbaur-dan-ikut-panggul-tandu-kimsin.
  2. https://jatengprov.go.id/publik/meriahkan-kirab-cheng-ho-gubernur-panggul-tandu-kimsin/.
  3. https://politicnews.id/barisan-sapu-jagad-di-arak-arakan-cheng-ho-2024/.
  4. https://visitjawatengah.jatengprov.go.id/id/artikel/telusuri-sejarah-klenteng-sam-poo-kong-lewat-festival-arak-arakan-cheng-ho-2022.