Empat Kesenian Gorontalo Diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda
Empat kesenian dari Gorontalo, yaitu Longgo, Amongo, Wunungo, dan Mongubingo, telah resmi diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia.
1. Longgo
Longgo adalah seni tari berbasis gerak bela diri tradisional yang menggunakan senjata tajam. Tarian perang ini dibawakan oleh perangkat buwatula bala, yaitu pasukan keamanan, dalam berbagai upacara adat seperti penyambutan tamu, kunjungan atau pemeriksaan wilayah, pernikahan, dan kematian. Pasukan keamanan ini dipimpin oleh Apitalau, yang bertugas sebagai komandan keseluruhan. Apitalau mengenakan pakaian kebesaran berupa jas tutup dan celana panjang hitam, dengan payungo atau destar merah yang melambangkan keserasian, serta dilengkapi keris di pinggang dan tongkat di tangan kiri.
2. Amogo
Amongo, sebuah kerajinan anyaman khas Gorontalo, telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Direktorat Perlindungan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Kerajinan ini menggunakan tiohu atau mendong, sejenis rumput rawa dari keluarga Cyperaceae, sebagai bahan dasarnya.
Kerajinan Amongo umumnya dikerjakan oleh perempuan Gorontalo, yang menghasilkan tikar dengan dua jenis bahan utama. Jika menggunakan tiohu, tikar disebut Amongo Tiohu, sedangkan jika menggunakan daun silar, disebut Amongo Tiladu.
Selain berfungsi sebagai alas, tikar Amongo juga memiliki peran penting dalam ritual adat, seperti dalam tradisi Molonthalo atau tujuh bulanan. Di masa lalu, tikar ini digunakan sebagai alas utama sebelum karpet tersedia. Sebagai warisan budaya, Amongo perlu dilestarikan, terutama karena saat ini keberadaannya semakin langka dan jarang digunakan oleh masyarakat Gorontalo.
3. Wunungo
Wunungo adalah tradisi lisan yang melantunkan syair berisi penghormatan, anjuran, dan ucapan terima kasih. Tradisi ini biasanya dilakukan saat pembacaan Al-Qur'an atau tadarus, baik di masjid maupun di rumah. Wunungo memiliki alunan khas dengan menggunakan berbagai bahasa, seperti Arab, Gorontalo, dan Indonesia. Dalam bahasa Gorontalo, Wunungo berarti pembacaan syair yang berisi petuah dan nasihat.
Diperkirakan, tradisi kuno ini telah ada sejak abad ke-18, ketika masyarakat Gorontalo banyak yang menganut Islam dan menghafal Al-Qur'an. Menariknya, tradisi Wunungo juga digelar untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), dengan pesertanya yang berprofesi sebagai guru.
4. Mongubingo
Mongubingo, atau khitan perempuan, merupakan bagian dari rangkaian adat lihu lo limo dan mo polihu lo limu, yang masih dilestarikan oleh masyarakat suku Gorontalo dari generasi ke generasi. Tradisi ini umumnya dilakukan pada anak perempuan usia 1-2 tahun dan memiliki prosesi yang khas. Mo polihu lo limo adalah ritual memandikan bayi perempuan yang baru lahir dengan air jeruk untuk penyucian, sedangkan lihu lo limo adalah niat untuk menyunat anak perempuan.
Tujuan khitan perempuan ini adalah membersihkan alat kelamin dari kelenjar yang dianggap "haram." Selain itu, ritual ini melambangkan pengangkatan perjanjian suci antara Allah dan Nabi Ibrahim, yang menjadi bagian dari keyakinan masyarakat Gorontalo hingga saat ini.
Secara filosofis, tradisi Mongubingo mengajarkan anak perempuan untuk tumbuh menjadi pribadi dewasa dan beradab. Setiap tahapan prosesi adat Mongubingo memiliki makna mendalam, seperti prosesi momonto (pemberian tanda suci) yang diharapkan agar anak mampu mengamalkan ajaran Islam, dan prosesi lihu lo limo (mandi jeruk nipis) yang melambangkan harapan agar anak menjadi bermanfaat bagi keluarga dan orang lain. Semua ritual ini mengandung nilai-nilai kebaikan, bertujuan mendidik anak untuk menjaga auratnya. Oleh karena itu, penataan ritual Mongubingo sangat penting bagi masyarakat Gorontalo.
Itulah informasi seputar Kesenian Gorontalo, Apakah Anda semakin tertarik untuk berkunjung ke Gorontalo? Ayo luangkan waktu liburan Anda untuk mengunjungi Gorontalo
Disamping itu, jika Anda sedang berada di Gorontalo, jangan lupa untuk berkunjung ke Asuransi Sinar Mas Cabang Gorontalo. Yuk kunjungi Asuransi Sinar Mas Cabang Gorontalo pada halaman berikut:
Asuransi Sinar Mas Cabang Gorontalo
Sumber:
- "4 Kesenian Gorontalo Ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda", https://regional.kompas.com/read/2022/10/03/233827678/4-kesenian-gorontalo-ditetapkan-sebagai-warisan-budaya-tak-benda.
- https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=4207.
- "Amongo Sebagai Budaya Gorontalo Masuk Warisan Indonesia", https://gorontalo.tribunnews.com/2022/10/06/amongo-sebagai-budaya-gorontalo-masuk-warisan-indonesia.
- https://kumparan.com/banthayoid/ngadi-wunu-wunungo-tradisi-membaca-alquran-dengan-bahasa-gorontalo-1r0t2jzZz51.
- https://dulohupa.id/tradisi-mongubingo-adat-gorontalo-ditinjau-dari-atropologi-kesehatan/