Perayaan HUT ke-497 Jakarta dengan Sejarah dan Semangat Kota Global Jakarta
Dalam rangka merayakan HUT ke-497 Jakarta, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan lembaga terkait akan menyelenggarakan berbagai acara, kegiatan, dan promo, dengan puncaknya pada 22 Juni 2024. Tahun ini adalah Hari Ulang Tahun Jakarta yang ke-497 mengusung tema Jakarta Kota Global Berjuta Pesona. Sejak Mei lalu, Pemprov DKI telah menggelar beragam kegiatan.
Serangkaian kegiatan telah dan akan digelar untuk memeriahkan HUT ke-497 Jakarta, termasuk festival diskon dan konser khusus. Pekan Raya Jakarta (PRJ) atau Jakarta Fair Kemayoran juga telah dibuka sejak 12 Juni dan berlangsung hingga 14 Juli 2024. Malam ini, acara puncak HUT ke-497 Jakarta, Malam Jaya Raya, akan digelar.
Anies Baswedan mengatakan bahwa, “Di ulang tahun Jakarta yang ke-497 ini, semoga Jakarta terus menjadi pusat perekonomian yang dinamis, mempertemukan masyarakat dari seluruh Indonesia. Sebagai simpul pertemuan dari barat, timur, utara, dan selatan, Jakarta menghubungkan berbagai wilayah. Semoga Jakarta semakin maju, warganya semakin sejahtera, dan semakin bahagia”.
Sejarah Kota Jakarta
Sejarah Jakarta dimulai dari sebuah pelabuhan kecil bernama Sunda Kelapa, yang menjadi titik perdagangan penting di Asia Tenggara. Pada tahun 1527, Fatahillah dari Kesultanan Demak menaklukkan Sunda Kelapa dan mengubah namanya menjadi Jayakarta, yang berarti kota kejayaan dan kemakmuran. Hal ini menandai awal mula kota Jakarta yang kita kenal saat ini.
Pada masa kolonial Belanda, nama Jayakarta diubah menjadi Batavia pada tahun 1619, ketika Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) mengambil alih kota ini.
Nama Batavia bertahan hingga masa penjajahan Jepang pada tahun 1942, ketika nama kota ini diubah menjadi Jakarta. Setelah kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada tanggal 17 Agustus 1945, Jakarta diresmikan sebagai ibu kota negara pada tahun 1966. Sejak saat itu, Jakarta tumbuh pesat menjadi pusat pemerintahan, bisnis, dan budaya.
Makna Kota Jakarta
1. Makna Sloka
Sloka "Jaya Raya" mencerminkan semangat membara masyarakat dan wilayah DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Negara dan Kota Perjuangan. Motto "Jaya Raya" berasal dari dua kata dalam bahasa Sanskerta, yaitu "Jaya" yang berarti kemenangan dan "Raya" yang berarti besar.
2. Makna Warna
- Emas: Melambangkan kemuliaan Pancasila, digunakan pada pinggir perisai.
- Merah: Melambangkan keberanian dan kepahlawanan, digunakan dalam sloka "Jaya Raya".
- Putih: Melambangkan kesucian, kemegahan, dan kreasi yang mulia, digunakan pada pintu gerbang dan Tugu Nasional.
- Kuning: Melambangkan kemakmuran wilayah DKI Jakarta, digunakan sebagai warna padi.
- Hijau: Melambangkan keadilan bagi seluruh warga DKI Jakarta, digunakan pada kapas yang dipadukan dengan warna putih.
- Biru: Melambangkan birunya langit yang luas, ibarat tingginya cita-cita masyarakat DKI Jakarta, digunakan sebagai warna dasar lambang.
- Putih Samar: Melambangkan alam laut yang kasih, digunakan pada ombak putih.
Sumber: detik.com, cnbcindonesia.com, untar.ac.id, jakarta.go.id, jakarta.bisnis.com