November 18, 2024

Menyusuri Sejarah Jambi: Dari Hubungan Internasional Kuno hingga Berdirinya Provinsi

Jambi merupakan provinsi di Indonesia yang terletak di pesisir timur bagian tengah Pulau Sumatra, dengan ibu kota di Kota Jambi. Provinsi ini memiliki luas wilayah 50.160,05 km², dan pada pertengahan tahun 2024, jumlah penduduknya mencapai 3.795.579 jiwa.

Jambi dikenal dalam literatur kuno dan sering disebut dalam prasasti serta catatan Tiongkok. Ini menunjukkan adanya hubungan yang telah lama terjalin antara Jambi dan Tiongkok, di mana Jambi disebut sebagai Kien-pi atau Chan-pei. Diperkirakan, empat kerajaan Melayu Kuno pernah berdiri di Jambi, yaitu Kerajaan Koying dan Tupo (abad ke-3 M), Kantoli (abad ke-5 M), serta Zabag. Di wilayah pedalaman Jambi juga ditemukan Prasasti Karang Berahi yang ditulis dalam aksara Pallawa berbahasa Melayu Kuno, berasal dari abad ke-7 Masehi.

Provinsi ini juga memiliki Candi Muaro Jambi, kompleks candi Hindu-Buddha terluas di Asia Tenggara, dengan luas 3.981 hektare. Diperkirakan, candi ini merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan Melayu dari abad ke-7 hingga abad ke-12 M, menjadikannya salah satu situs candi terbesar dan paling terawat di Pulau Sumatra.

Asal Mula Nama Jambi

1. Versi Pertama

Menurut versi ini, nama Jambi berasal dari masa ketika wilayah tersebut masih di bawah pengaruh Kerajaan Majapahit. Daerah tersebut dipimpin oleh seorang ratu bernama Puteri Selaras Pinang Masak. Pada masa itu, bahasa Jawa memengaruhi bahasa keraton, termasuk kata "pinang," yang dalam bahasa Jawa disebut "jambe." Karena ratu yang memimpin bernama Pinang Masak, kerajaan di daerah tersebut dikenal sebagai Kerajaan Melayu Jambe, yang kemudian berubah menjadi Jambi.

2. Versi Kedua

Menurut catatan Tiongkok yang ditulis oleh Sang Hui Yao pada tahun 1082, Kerajaan Jambi masih eksis dan dalam aksara Tiongkok disebut "Champei." Versi ini bertentangan dengan versi pertama karena peristiwa ini terjadi sekitar 300 tahun sebelumnya.

3. Versi Ketiga

Dalam versi ini, nama Jambi berasal dari kata "Jam," yang ditemukan oleh Orang Kayo Hitam di Tanah Pilih. "Jam" adalah nama sebuah desa yang berdekatan dengan Desa Teladan, yang kini diyakini berada di sekitar Buluran Kenali.

4. Versi Keempat

Berdasarkan buku sejarah De Oudste Geschiedenis van de Archipel, antara abad ketujuh hingga ketiga belas, Kerajaan Melayu Jambi adalah pelabuhan dagang yang ramai, dikunjungi kapal-kapal dari Portugis, India, Mesir, Tiongkok, hingga Arab.

Menurut legenda, sebelum pengaruh Hindu datang, seorang Putri Melayu bernama Puteri Dewani bersama suaminya berlayar dengan kapal dagang Mesir menuju Arab dan tak pernah kembali. Putri lain, Ratna Wali, juga berlayar ke Arab dan merantau ke Ruhum Jani. Hubungan erat ini membuat orang Arab dan Mesir memberi julukan kepada masyarakat Melayu sebagai "Jambi," yang secara harfiah berarti "sisi" atau "tetangga."

5. Versi Kelima

Menurut catatan Dinasti Sung, Maharaja San-fo-tsi (Swarnabhumi) bersemayam di Chan-Pi. Pada tahun 853 M, utusan dari Chan-Pi pertama kali mengunjungi Kaisar Tiongkok, dan utusan berikutnya datang pada tahun 871 M.

Sejarah Kota Jambi

Jambi telah menjadi pusat pemukiman dan pemerintahan sejak zaman dahulu, dengan nama dan keberadaan Kota Jambi yang tercatat dalam berbagai catatan sejarah.

Dalam Sejarah Dinasti Sung, disebutkan bahwa Maharaja San-fo-tsi (Swarnabhumi) bersemayam di Chan-pi. Utusan dari Chan-pi pertama kali datang ke istana Kaisar Tiongkok pada tahun 853 M, diikuti dengan utusan kedua pada tahun 871 M. Informasi ini menunjukkan bahwa Chan-pi, yang diidentifikasi oleh para ahli sebagai Jambi, telah dikenal di Tiongkok pada abad ke-9 M. Bahkan, dalam catatan Ling Pio Lui (890-905 M), Chan-pi (Jambi) tercatat mengirim misi dagang ke Tiongkok.

Nama Jambi juga diyakini berasal dari kata "jambe," yang berarti pinang dalam bahasa Jawa atau Sunda. Seiring waktu, perubahan bunyi dari jambe menjadi jambi terjadi, dengan banyak pihak meyakini bahwa ini merupakan asal mula nama Jambi. Transformasi ini diyakini terjadi pada abad ke-15, ketika Kerajaan Jambi dipimpin oleh Puteri Selaro Pinang Masak (1460-1480).

Zaman Kerajaan

Menurut cerita, nama Jambi berkaitan dengan Kerajaan Majapahit, di mana bahasa keraton saat itu dipengaruhi oleh bahasa Jawa, termasuk kata "pinang" yang disebut "jambe." Sesuai dengan nama Ratu Pinang Masak, wilayah tersebut kemudian dikenal sebagai Kerajaan Melayu Jambi. Seiring waktu, penduduk setempat mulai menyebutnya sebagai Jambi.

Dalam versi lain, nama Jambi mungkin berasal dari masa ketika Tanah Pilih dijadikan lokasi pembangunan kerajaan baru oleh Orang Kayo Hitam. Pohon pinang yang banyak tumbuh di sepanjang Sungai Batanghari menjadi inspirasi untuk penamaan wilayah ini.

Sementara itu, dalam versi yang disebutkan dalam buku Insidenis Van De Arsipel, Kerajaan Melayu Jambi, yang berdiri dari abad ke-7 hingga abad ke-13, dikenal sebagai pelabuhan dagang yang ramai di Jambi.

Jambi juga dikenal dalam literatur kuno dan sering disebut dalam prasasti serta catatan Tiongkok. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang sudah lama terjalin antara Jambi dan Tiongkok, yang menyebut Jambi sebagai "Chan-pei." Diperkirakan, tiga kerajaan Melayu Kuno pernah berdiri di wilayah Jambi, yaitu Kerajaan Koying dan Tupo (abad ke-3 M) serta Kantoli (abad ke-5 M). Namun, kerajaan-kerajaan ini kemudian lenyap tanpa banyak meninggalkan jejak sejarah.

Dalam sejarah kerajaan Nusantara, wilayah Minanga Kamwa (Minangkabau Kuno) dianggap sebagai tanah asal pendiri Kerajaan Melayu dan Sriwijaya. Dari wilayah ini, lahirlah banyak raja yang berkuasa di Nusantara, Malaysia, Brunei, dan Indonesia. Jambi juga pernah dikuasai oleh berbagai kekuatan besar seperti Sriwijaya, Singosari, Majapahit, Malaka, hingga Johor-Riau, menunjukkan betapa pentingnya Jambi pada masa lampau.

Setelah runtuhnya Koying, Tupo, dan Kantoli, Kerajaan Melayu Jambi muncul. Catatan tertua tentang kerajaan ini berasal dari T'ang-hui-yao yang disusun oleh Wang-p’u pada tahun 961 M, di masa Dinasti Tang, serta Hsin T’ang Shu yang disusun pada awal abad ke-7 M di masa Dinasti Sung.

Diperkirakan, Kerajaan Melayu Jambi telah berdiri sekitar tahun 644/645 M, lebih awal 25 tahun dari berdirinya Sriwijaya pada tahun 670 M. Meski begitu, sejarah Melayu Kuno ini masih gelap, dan sebagian besar informasi yang ada saat ini masih didasarkan pada catatan Tiongkok, yang sering kali sulit diinterpretasikan.

Cerita Angso Duo

Menurut cerita, Orang Kayo Hitam, putra dari Puteri Selaro Pinang Masak dan Ahmad Barus II (Paduko Berhalo), menyusuri sungai mengikuti sepasang angsa besar (Angso Duo) atas saran mertuanya, Tumenggung Merah Mato, Raja Air Hitam Pauh. Bersama istrinya, Putri Mayang Mengurai, Orang Kayo Hitam mengarungi aliran Sungai Batanghari dengan perahu Kanjang Lako, dalam misi mencari lokasi untuk mendirikan kerajaan baru.

Tumenggung Merah Mato berpesan kepada mereka bahwa tempat yang tepat adalah di mana sepasang angsa tersebut naik ke tebing dan tinggal di sana selama dua hari dua malam. Setelah beberapa hari menyusuri Sungai Batanghari, akhirnya kedua angsa naik ke daratan di sebelah hilir, di sebuah kampung bernama Tenadang (sekarang Kampung Jam). Mengikuti pesan mertuanya, Orang Kayo Hitam, Putri Mayang Mengurai, dan pengikutnya mulai membangun kerajaan baru di tempat tersebut, yang kemudian dikenal sebagai "Tanah Pilih." Pusat pemerintahan kerajaan ini terletak di kawasan yang kini menjadi Kota Jambi.

Jambi Resmi Menjadi Ibu Kota Provinsi Jambi

Status administratif Jambi mengalami beberapa perubahan, mulai dari daerah otonom, kotamadya, hingga kota besar. Jambi secara resmi ditetapkan sebagai ibu kota Provinsi Jambi pada 6 Januari 1957, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 61 Tahun 1958.

Itulah informasi seputar Sejarah Jambi, Apakah Anda semakin tertarik untuk berkunjung ke Jambi? Ayo luangkan waktu liburan Anda untuk mengunjungi Jambi

Disamping itu, jika Anda sedang berada di Jambi, jangan lupa untuk berkunjung ke Asuransi Sinar Mas Cabang Jambi. Yuk kunjungi Asuransi Sinar Mas Cabang Jambi pada halaman berikut:

1. PT Asuransi Sinar Mas Cabang Jambi

2. PT Asuransi Sinar Mas Kantor Pemasaran Muara Bungo

Sumber:

  1. "Sederet Versi Mengenai Asal Mula Nama Jambi", https://www.detik.com/sumbagsel/berita/d-7381950/sederet-versi- mengenai-asal-mula-nama-jambi.
  2. https://id.wikipedia.org/wiki/Jambi.
  3. "Sejarah Kota Jambi: Asal-usul Nama, Cerita Angso Duo, dan Lokasi", https://regional.kompas.com/read/2022/02/11/140429678/sejarah-kota-jambi-asal-usul-nama-cerita-angso-duo-dan-lokasi?page=all.
  4. https://www.kabarjambikito.id/cerita-rakyat/5919264389/kamu-harus-tahu-asal-usul-nama-jambi-berikut-berbagai-versi.