Kekayaan Budaya Suku Ternate: Menelusuri Tarian Tradisional yang Memikat
Suku Ternate (Ternate: Fa Ternate) merupakan salah satu kelompok etnis di Indonesia yang berasal dari Pulau Ternate, bagian utara Kepulauan Maluku. Salah satu kekayaan budaya yang dimiliki suku ini adalah seni tari tradisional. Tari tradisional adalah tarian yang muncul dari kebudayaan suatu daerah, diajarkan secara turun-temurun, dan memiliki makna filosofis.
Berikut beberapa contoh tarian tradisional dari Ternate antara lain:
1. Tari Selai Jin
Tari Salai Jin adalah tarian tradisional Ternate, Maluku Utara, yang populer karena unsur magisnya. Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), tarian ini menggambarkan pengobatan tradisional dengan memanggil roh halus untuk menyembuhkan orang sakit. Tarian ini memiliki nilai tradisi dan filosofi yang tinggi dalam masyarakat adat, dan biasanya dibawakan secara berkelompok oleh penari laki-laki dan perempuan.
Sebelum Islam masuk, masyarakat Ternate menganut animisme dan dinamisme, yang tercermin dalam ritual adat yang melibatkan roh leluhur, atau jin. Tari Salai Jin dipercaya sebagai sarana berkomunikasi dengan jin untuk meminta bantuan dalam menyelesaikan masalah, seperti penyakit atau urusan keluarga. Tarian ini merupakan bagian dari tradisi megalitik yang diwariskan dari nenek moyang dan dipercaya sebagai jembatan antara manusia dan roh leluhur.
2. Tari Soya-Soya
Tari Soya-Soya berasal dari Maluku Utara dan diciptakan pada masa Sultan Baabullah (1570-1583) untuk mengabadikan peristiwa sejarah penyerbuan Benteng Kastela dari Portugis pada 25 Februari 1570. Penyerbuan ini bertujuan menjemput jenazah Sultan Khairun, ayah Sultan Baabullah, yang dibunuh Portugis. Tari ini sering ditampilkan di kawasan Keraton Kesultanan Ternate dengan iringan musik tradisional.
Tari Soya-Soya melambangkan kebanggaan rakyat Ternate atas keberhasilan mengusir penjajah, dan menjadi simbol semangat pantang menyerah Kesultanan Ternate. Gerakan tari ini dinamis dan penuh semangat, dibawakan oleh pria dengan jumlah ganjil, merepresentasikan pasukan perang dengan gerakan menyerupai teknik pertempuran, seperti kuda-kuda, menangkis, dan menyerang.
3. Tarian Tide-Tide
Tari Tide-Tide adalah tarian khas Halmahera Utara yang dipentaskan dalam acara adat seperti pesta pernikahan dan pesta rakyat. Dikenal sebagai tari pergaulan, tarian ini dibawakan oleh 12 penari pria dan wanita dengan iringan tifa, gong, dan biola.
Tari Tide-Tide mencerminkan tradisi adat Kie Raha Maluku, melambangkan kesuburan alam, dan memiliki unsur mistis. Meski kuno, tarian ini tetap lestari di masyarakat Halmahera dan sering ditampilkan dalam berbagai acara adat.
4. Tarian Laloyon
Tari Lalayon berasal dari bekas Kerajaan Ternate dan Tidore di Provinsi Maluku Utara. Menurut Rustam Hasim dan Rasti Amalia Faruk dalam jurnal "Mengkonstruksi Nilai-Nilai Budaya Lokal Masyarakat Ternate Melalui Pembelajaran Muatan Lokal," tarian ini merupakan kesenian rakyat yang berfungsi sebagai tari pergaulan yang menyebar di Maluku Utara.
Tari Lalayon menyampaikan pesan romantis tentang cinta, mengandung makna kasih sayang dan syukur kepada Yang Maha Kuasa. Tarian ini melibatkan kelompok penari pria dan wanita dengan jumlah seimbang. Saat lagu melayu mengalun, penari memasuki pelataran dengan senyuman, berdiri berhadapan, dan saling menggoda. Gerakan yang dinamis dan harmonis menciptakan dialog kasih sayang antara penari.
5. Tari Dana-Dana
Tarian Dana-dana adalah salah satu tarian khas Maluku Utara yang biasanya ditampilkan pada acara hajatan, seperti perkawinan atau pesta rakyat. Keunikan tarian ini terletak pada gerakan dinamis yang mengikuti irama musik Dana-dana, disertai nyanyian berisi pantun tentang percintaan.
6. Tarian Bon Mayu
Tarian Bon Mayu adalah tarian penyemangat bagi pasukan Gam Range (Maba, Patani, dan Weda) saat kembali dari medan perang. Tarian ini menggunakan topeng coka iba, terinspirasi oleh pasukan yang melawan VOC Belanda.
7. Tarian Kene-Kene
Tarian Kene-Kene berasal dari tiga negeri: Maba, Patani, dan Weda. Tarian ini merupakan pengembangan dari Tarian Lala, dengan tempo dan gerakan yang lebih cepat. Arti "Kene-Kene" sendiri adalah "cepat-cepat."
8. Tarian Lala
Tarian Lala adalah tarian tradisional dari Maba, Patani, dan Weda yang menggambarkan kisah cinta muda-mudi di Pulau Halmahera. Gerakan tarian ini meniru dua ekor burung dan biasanya ditampilkan pada acara pernikahan, penjemputan tamu mulia, dan pesta rakyat. Tarian Lala telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Halmahera Tengah.
Itulah informasi seputar Tari Tradisional di Maluku Utara. Apakah Anda semakin tertarik berkunjung ke Maluku Utara? Ayo luangkan waktu liburan Anda untuk mengunjungi Maluku Utara.
Disamping itu, jika Anda sedang berada di Maluku Utara, jangan lupa untuk berkunjung ke Asuransi Sinar Cabang Maluku Utara. Yuk kunjungi Asuransi Sinar Mas Cabang Maluku Utara pada halaman berikut:
Asuransi Sinar Mas Marketing Poin Ternate
Sumber:
- https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Ternate.
- "Tari Salai Jin, Tarian Tradisional Maluku Utara",
https://www.kompas.com/skola/read/2021/02/07/
144500969/tari-salai-jin-tarian-tradisional-maluku-utara?page=all. - "Tari Soya-Soya, Tarian Perang dari Maluku Utara":
https://www.kompas.com/skola/read/2021/04/29/
142817169/tari-soya-soya-tarian-perang-dari-maluku-utara. - https://wonderful.pulaumorotaikab.go.id/budaya/
tarian-tide-tide. - "Tari Lalayon, Tari Percintaan Antarmuda-Mudi Maluku Utara",
https://www.kompas.com/skola/read/2021/04/30/
133413069/tari-lalayon-tari-percintaan-antarmuda-mudi-maluku-utara. - https://halmaherapost.com/2022/10/31/indah-lima-tarian-kolosal-ini-tampil-warnai-upacara-hut-kabupaten-halmahera-tengah/2/