July 09, 2024

Festival Ikonik Terbesar di Pontianak yang Memikat Wisatawan

Provinsi Kalimantan Barat dikenal sebagai salah satu daerah dengan keberagaman etnis yang luar biasa, membuatnya layak disebut sebagai miniatur Indonesia setelah DKI Jakarta. Provinsi ini menjadi rumah bagi berbagai kelompok etnis seperti Melayu, Tionghoa, Dayak, Bugis, Jawa, Banjar, dan banyak lagi. Ibukotanya, Pontianak, yang terletak tepat di garis Khatulistiwa. Keberagaman etnis dan budaya yang hidup saling berdampingan dalam harmoni memiliki banyak perayaan menarik sepanjang tahun. Penasaran apa saja festival terbesar dan paling populer di Pontianak? Yuk, simak selengkapnya!

1. Festival Cap Go Meh, Perayaan Imlek yang Meriah

Siapa yang tidak kenal dengan Cap Go Meh? Festival puncak perayaan Tahun Baru Imlek yang dirayakan 15 hari setelah Imlek. Di Pontianak, perayaan Cap Go Meh selalu meriah dan penuh warna. Festival ini menampilkan berbagai atraksi menarik seperti barongsai, liong (naga), dan pertunjukan seni tradisional Tionghoa.

Cap Go Meh di Pontianak terkenal dengan arak-arakan tatung, yakni orang-orang yang dipercaya dirasuki roh leluhur dan menunjukkan kekuatan supranatural. Tatung biasanya akan berparade di jalan-jalan kota dengan berbagai aksi Anti-Mainstream seperti berjalan di atas bara api atau menginjak benda tajam. Perayaan ini tidak hanya menarik masyarakat Tionghoa, tetapi juga masyarakat umum yang antusias menyaksikan keunikan tradisi ini.

2. Tradisi Meriam Karbit Menjelang Lebaran

Permainan meriam karbit adalah tradisi masyarakat Kota Pontianak yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2016. Permainan ini memiliki nilai historis yang erat kaitannya dengan berdirinya Kota Pontianak sejak zaman dahulu, sehingga penting untuk terus dilestarikan.

Menjelang Hari Raya Idul Fitri, masyarakat Pontianak memiliki tradisi unik yang disebut Meriam Karbit. Tradisi ini sudah ada sejak zaman kolonial Belanda dan menjadi salah satu atraksi wisata yang ditunggu-tunggu. Meriam karbit terbuat dari batang pohon besar yang diisi dengan karbit dan air, kemudian dinyalakan untuk menghasilkan suara dentuman ledakan yang besar.

Suara dentuman ledakan dari meriam karbit dipercaya dapat mengusir roh jahat dan memberikan keberkahan bagi masyarakat yang merayakan Lebaran. Biasanya, meriam karbit dimainkan sepanjang malam menjelang Lebaran di tepi Sungai Kapuas.

3. Pekan Gawai Dayak, Budaya dan Tradisi Dayak

Pekan Gawai Dayak adalah festival tahunan yang diadakan untuk merayakan dan melestarikan budaya Dayak di Kalimantan Barat. Gawai Dayak sendiri merupakan perayaan pasca panen yang mencakup serangkaian upacara adat sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan atas kelimpahan hasil panen. Festival ini biasanya berlangsung selama seminggu dan diisi dengan berbagai kegiatan budaya seperti tarian tradisional, pameran kerajinan tangan, dan lomba permainan tradisional Dayak.

Sebelum memulai perayaan Pekan Gawai Dayak, diadakan acara adat Ngampar Bide di Aula Rumah Radangk yang dihadiri masyarakat Suku Dayak dari seluruh Provinsi Kalimantan Barat, serta dari provinsi-provinsi lain di Kalimantan, dan juga wisatawan mancanegara dari Sarawak, Malaysia.

Para pengunjung dapat melihat dan menyaksikan keindahan kostum tradisional Dayak yang penuh warna dan detail, serta menikmati berbagai kuliner khas Dayak. Pekan Gawai Dayak juga menjadi ajang bagi masyarakat Dayak untuk berkumpul, mempererat tali persaudaraan, dan memperkenalkan budaya mereka kepada dunia luar.

4. Hari Tanpa Bayangan

Pontianak dikenal sebagai Kota Khatulistiwa, dan salah satu fenomena alam yang unik di sini adalah Hari Tanpa Bayangan. Fenomena ini terjadi dua kali setahun, saat matahari tepat berada di atas garis Khatulistiwa. Pada saat ini, bayangan benda-benda di Pontianak menghilang untuk beberapa menit.

Hari Tanpa Bayangan dirayakan dengan berbagai kegiatan seperti lomba dan pameran sains, serta edukasi mengenai fenomena astronomi. Perayaan ini tidak hanya menarik wisatawan lokal tetapi juga peneliti dan pecinta astronomi yang ingin menyaksikan langsung fenomena langka ini.

Detik-detik saat matahari berada tepat di atas garis khatulistiwa ditandai dengan fenomena telur berdiri tegak di kawasan Tugu Khatulistiwa, Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Fenomena ini, yang terjadi tanpa bayangan, berlangsung dua kali setahun, setiap 21-23 Maret dan 21-23 September, dan dikenal sebagai hari tanpa bayangan.

5. Kirab Budaya Pontianak, Parade Keragaman Budaya

Kirab Budaya Pontianak adalah festival yang menampilkan kekayaan budaya berbagai etnis di Pontianak, seperti Melayu, Dayak, Tionghoa, Bugis, dan lainnya. Parade budaya ini diisi dengan berbagai penampilan seperti tarian tradisional, musik, dan pertunjukan kostum dari masing-masing etnis.

Festival ini bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan antar suku dan mempromosikan keragaman budaya Pontianak. Kirab Budaya Pontianak biasanya berlangsung meriah, menarik wisatawan untuk menyaksikan keindahan budaya yang ada di kota ini.

Asuransi Sinar Mas ada juga di Kota Pontianak! Yuk kunjungi Asuransi Sinar Mas Cabang Pontianak Disini.

Asuransi Sinar Mas Cabang Pontianak

Sumber:

  1. https://yoursay.suara.com/ulasan/2023/09/10/110000/5-festival-tahunan-terbesar-di-kota-pontianak-unik-dan-cocok-untuk-wisatawan.
  2. https://pontianak.go.id/pontianak-hari-ini/berita/Tradisi-Permainan-Meriam-Karbit-Jadi-Magnet-Wisatawan.
  3. https://kumparan.com/farhan-herdian/potret-pekan-gawai-dayak-ke-xxxviii-di-kota-pontianak-22lUjwHsStH/1.
  4. "Detik-detik Momen Kulminasi Matahari di Pontianak, Telur Berdiri Tegak Tanpa Bayangan", https://regional.kompas.com/read/2021/03/21/184748078/detik-detik-momen-kulminasi-matahari-di-pontianak-telur-berdiri-tegak-tanpa?page=all.