November 29, 2024

Gambaran Umum Penyakit Tuberkulosis

TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru dan dapat menyerang bagian tubuh lain seperti ginjal, tulang belakang, otak, dan lain-lain.

Setiap orang berisiko terinfeksi TBC, terutama kelompok tertentu yang memiliki risiko lebih tinggi:

  1. Orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah (misal: pengidap HIV/AIDS).
  2. Orang yang melakukan kontak dekat dengan penderita TBC aktif.
  3. Orang yang tinggal di tempat padat (misal: penjara atau tempat penampungan).
  4. Pekerja perawatan kesehatan.
  5. Individu dengan masalah penggunaan zat.
  6. Orang yang berasal dari atau bepergian ke wilayah dengan prevalensi TBC tinggi.

Penularan TBC

TBC terutama ditularkan dari individu ke individu lain melalui udara.

  1. Saat seseorang dengan TBC paru aktif sedang bersin, batuk, berbicara, atau bernyanyi, akan melepaskan tetesan kecil atau droplet yang mengandung Mycobacterium tuberculosis ke udara.
  2. Droplet dapat melayang di udara selama beberapa jam, tergantung pada lingkungan.
  3. Jika orang lain menghirup droplet tersebut, bakteri TBC dapat masuk ke paru-paru. Kemudian bakteri dapat berkembang biak dan menyebar ke seluruh bagian tubuh lain melalui aliran darah atau sistem limfatik.

Faktor yang Mempengaruhi Penularan

1. Kedekatan dan Durasi Kontak

Kontak dekat dan berkepanjangan dengan seseorang yang memiliki TBC aktif meningkatkan risiko penularan. Anggota keluarga, rekan kerja, atau orang lain yang menghabiskan waktu dalam jarak dekat dengan orang terinfeksi akan berisiko lebih tinggi.

2. Ventilasi dan Lingkungan

Ruangan yang berventilasi buruk dan penuh sesak akan mempermudah penyebaran TBC. Lingkungan seperti penjara, tempat penampungan, dan fasilitas perawatan kesehatan memiliki risiko lebih tinggi.

3. Infeksi pada Pasien TBC

Pasien yang memiliki jumlah bakteri tinggi dalam dahak lebih menular. Batuk dan tindakan lain yang mengeluarkan droplet pernapasan dapat meningkatkan risiko.

4. Kerentanan Individu

Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah (misal: HIV/AIDS, kurang gizi, perawatan medis tertentu) lebih rentan terhadap infeksi TBC.

5. Non Penularan

TBC tidak menyebar melalui kontak fisik, berbagi makanan atau minuman, menyentuh permukaan, atau melalui darah.

Bagaimana Menduga Seseorang Menderita TBC?

Kecurigaan TBC melibatkan pertimbangan gejala, faktor risiko, dan tes diagnostik. Orang dengan gejala yang terus menerus, terutama jika memiliki faktor risiko yang diketahui atau telah melakukan kontak dengan seseorang yang menderita TBC, harus dievaluasi.

Gejala Penyakit TBC Paru Aktif

Penderita TBC paru aktif menunjukkan gejala berikut:

  1. Batuk terus-menerus yang berlangsung lebih dari tiga minggu.
  2. Batuk berdahak atau berdarah.
  3. Nyeri dada.
  4. Kelelahan.
  5. Demam dan menggigil.
  6. Keringat malam.
  7. Penurunan berat badan yang bisa dijelaskan.
  8. Kehilangan selera makan.

Infeksi

Orang dengan TBC paru aktif bersifat menular dan dapat menyebarkan bakteri ke orang lain melalui droplet yang dihasilkan saat batuk, bersin, berbicara atau bernyanyi.

Kebutuhan Perawatan

TBC paru aktif membutuhkan pengobatan yang cepat dan tepat dengan kombinasi antibiotik untuk membasmi bakteri dan mencegah penularan komplikasi, berkembangnya resistansi obat.

Potensi Komplikasi Berat

Tanpa pengobatan, TBC paru aktif dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, termasuk kerusakan paru-paru, penyebaran TBC ke organ lain, gagal napas hingga kematian.

Tes Diagnostik Positif

  • Mikroskopi apusan dahak yang menunjukkan bakteri TBC.
  • Kultur positif untuk Mycrobacterium tuberculosis.
  • Tes amplikasi asam nukleat positif (NAAT).
  • Rontgen dada abnormal yang mengindikasikan infeksi TBC.

Perbedaan Utama

Tuberkulosis Aktif

Bakteri aktif, menyebabkan gejala dan menular.

Tuberkulosis Laten

Bakteri tersebut ada di dalam tubuh tetapi tidak aktif, tidak menimbulkan gejala dan tidak menular. Meskipun demikian, TBC Laten dapat berkembang menjadi TBC Aktif apabila tidak diobati, terutama pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Pengobatan TBC

Pengobatan dengan Kombinasi Antibiotik

Obat pertama yang paling umum:

  • Isoniazid.
  • Rifampisin.
  • Etambutol.
  • Pirazinamid.

Regimen pengobatan dibagi menjadi dua fase:

  • Fase intensif: 2 bulan pertama menggunakan kombinasi empat obat.
  • Fase kelanjutan: sisa 4 bulan menggunakan kombinasi dua obat.

Pengobatan dengan Obat Antituberkulosis (OAT)

Lamanya pengobatan standar untuk TBC biasanya 6 bulan, namun hal ini juga tergantung pada spesifikasi kasus, respon pasien terhadap pengobatan dan adanya TBC yang resistan terhadap obat.

Penyakit TBC Bisa Disembuhkan

Bagaimana Kita Tahu Bahwa Penyakit TBC telah Disembuhkan?

TBC dianggap sembuh jika pasien menyelesaikan pengobatan secara menyeluruh dan tes selanjutnya tidak menunjukkan tanda-tanda bakteri TBC aktif. Hal ini dilihat dari penilaian klinis, tes dahak dan rontgen dada.

Kapan Pengobatan harus Dihentikan?

Pengobatan hanya boleh dihentikan setelah pengobatan lengkap yang diresepkan oleh dokter selesai. Menghentikan pengobatan lebih awal dapat menyebabkan kambuh dan perkembangan TBC yang resistan terhadap obat.

Apakah TBC yang sudah Diobati dapat Kambuh?

Ya, TBC dapat kambuh apabila pengobatan awal tidak tuntas, bakteri menjadi resistan terhadap obat maupun jika individu tersebut terpapar kembali oleh bakteri TBC.

Pencegahan TBC

  1. Vaksinasi dengan vaksin Bacille Calmette-Guerin (BCG).
  2. Pemeriksaan rutin pada populasi berisiko tinggi.
  3. Deteksi dini dan pengobatan kasus TBC aktif.
  4. Menggunakan tindakan perlindungan (misal: masker, ventilasi) untuk mengurangi penyebaran.
  5. Mempromosikan kebersihan dan kondisi kehidupan yang baik.
  6. Terapi pencegahan dengan obat- obatan (misal: isoniazid) bagi individu yang terinfeksi TBC laten agar mencegah perkembangan menjadi TBC aktif.
  7. Jika di sekitarmu ditemukan pasien dengan gejala sakit seperti di atas, sarankan untuk berkunjung ke Puskesmas terdekat, pengobatan TBC dilayani secara gratis dan dijaminkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

Salam Sehat,

Tim Dokter Simas Sehat